Pages

Friday, April 26, 2019

Gesits Ajak Merek Jepang Ramaikan Segmen Motor Listrik

Jakarta, CNN Indonesia -- Gesits Technologies Indo (GTI) meyakini banderol Gesits mencapai Rp24,95 juta off-the-road sebanding dengan biaya yang dikeluarkan setiap bulan. Gesits disebut berpotensi mengubah wajah transportasi sepeda motor dalam negeri.

GTI yang telah resmi meluncurkan motor listrik di IIMS 2019 bahkan mengajak produsen motor merek Jepang dan Eropa untuk bersama-sama meramaikan industri sepeda motor bertenaga listrik.

"(Merek Jepang masuk pasar sepeda motor listrik) tidak apa-apa. Kita gedein motor listrik pasarnya," kata CEO GTI Harun Sjech di Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis (25/4).

"Tapi kebayang tidak gini satu charge Rp1.500 per 50 km. Isi bensin Pertalite Rp8.000 per 40 km. Jadi bisa dihitung sendiri itu per tiga tahun," ucap Harun kemudian.

Harun menyadari motor konvensional mendominasi di Indonesia. Di Indonesia penguasa pasar motor masih dipegang Honda. Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) mencatat dari total penjualan mencapai 6,3 juta unit, Honda memberi kontribusi sebesar 4,7 juta.

Di bawah Honda masih ada Yamaha dengan kontribusi sekitar 1,4 juta, lalu Suzuki 89.508 unit, dan Kawasaki 78.982 unit. Patut diketahui angka tersebut merupakan penjualan sepeda motor mesin konvensional.

Pemain motor listrik yang cukup serius di Indonesia masih minim, tercatat cuma Viar dan Gesits, sementara merek Jepang belum resmi meniagakan motor tanpa asupan bahan bakar minyak itu.

Harun pun menganalogikan untuk sementara ini Gesits bermain di pasar kecil, sedangkan merek Jepang dan Eropa justru sebaliknya.

"Kalau main bola, lapangannya beda. Kalau situ (Jepang) Senayan, saya Lebak Bulus, makanya beda motor, sana bensin jadi tidak bisa disamain," ucap dia.

Menurut Harun Gesits berpotensi menguasai pasar roda dua ramah lingkungan dalam negeri, sebab diawali dengan momen yang sangat tepat.

"Saya sudah bilang bahwa kami punya potensi sangat besar sehingga kami dengan teknologi listrik belom tertinggal dari negara lain. Sehingga kami bisa menjadi sebuah industri yang baik kalau kami mau," tutup Harun. (ryh/mik)

Let's block ads! (Why?)


http://bit.ly/2PvjDPP
April 26, 2019 at 11:11PM from CNN Indonesia http://bit.ly/2PvjDPP
via IFTTT

No comments:

Post a Comment