Rudy menyampaikan tindakan ini dilakukan untuk menambah kecepatan dan keakuratan informasi peningkatan aktivitas vulkanik Anak Krakatau.
"Mungkin kalau bisa berapa hari lagi, kalau sudah tenang, besok atau lusa, kita akan tambah sensor di pulau-pulau sekitarnya," kata Rudy dalam jumpa pers di Pos Pengamatan Gunung Anak Krakatau, Cinangka, Serang, Banten pada Kamis (27/12).
Saat ini Badan Geologi memiliki empat sensor. Tiga sensor diletakkan di lereng Gunung Anak Krakatau dan satu sensor berada di Pulau Sertung.
Sensor itu terkoneksi dengan dua seismograf yang berada di Pos Pengamatan Gunung Anak Krakatau, Cinangka.
Nantinya sensor baru bakal diletakkan di Pulau Panjang dan Pulau Rakata yang mengelilingi Gunung Anak Krakatau.
"Kita juga mengusahakan dengan mendatangkan seismograf kapasitas membaca tinggi. Kemarin pas overscale (guncangan besar), tertutup letusan [tidak tercatat]," ucap Rudy.
Sebelumnya, status Gunung Api Krakatau naik dari Level II (Waspada) ke Level III (Siaga) pada Kamis (27/12) dini hari. Gempa tremor terjadi terus-menerus dengan amplitudo 9-35 mm (dominan 25 mm). PVMBG pun menaikkan radius area berbahaya menjadi lima kilometer.
Gunung Anak Krakatau sebelumnya menyandang status waspada atau level II sejak 26 Januari 2012. Anak Krakatau mulai kembali aktif dengan erupsi sejak medio 2018. (dhf/osc)
http://bit.ly/2GQHDMS
December 28, 2018 at 01:15AM from CNN Indonesia http://bit.ly/2GQHDMS
via IFTTT
No comments:
Post a Comment