Sebagaimana dilansir The Guardian, Selasa (11/12), para penjual perlengkapan keamanan pekerja mengaku mereka didatangi aparat keamanan. Mereka diperintahkan supaya tidak menjual rompi itu secara satuan maupun borongan kepada siapapun. Polisi hanya memberi izin para pedagang menjajakannya kepada perusahaan tertentu yang terdaftar. Jika nekat, maka mereka diancam bakal dihukum.
"Aparat kelihatannya tidak ingin orang-orang meniru apa yang terjadi di Prancis," kata seorang pedagang perangkat keamanan pekerja yang tidak ingin disebut namanya.
Alhasil, enam pedagang alat-alat keselamatan pekerja di Ibu Kota Kairo memilih tidak menjual rompi itu, ketimbang repot harus berurusan dengan aparat. Konon, larangan tak resmi itu berlaku hingga akhir Januari 2019.
Bahkan kabarnya, para importir dan distributor alat-alat keselamatan sudah diberitahu dalam rapat dengan kepala kepolisian supaya tidak menjual rompi itu.
Aparat keamanan Mesir nampaknya memang mewaspadai aksi memperingati gerakan rakyat pada 25 Januari mendatang. Mereka bahkan dikabarkan sudah mengirim sejumlah polisi dan tentara ke seluruh penjuru negara buat mengantisipasi hal itu. Tahun lalu, sejumlah orang tewas akibat bentrokan memperingati tumbangnya Husni Mubarak.
https://ift.tt/2zMTwgL
December 12, 2018 at 05:02AM from CNN Indonesia https://ift.tt/2zMTwgL
via IFTTT
No comments:
Post a Comment