"Dana dari APBN tidak dipakai untuk pemilu," ujar Hasto di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Kamis (20/12).
Hasto membeberkan dana APBN untuk pendidikan politik di antaranya menggelar sekolah partai untuk caleg PDIP. Sebab, ia berkata seleksi caleg tak cukup lewat psikotes.
Pendidikan politik lewat sekolah partai, kata dia, merupakan cara memperkuat kelembagaan partai.
Lebih lanjut, Hasto berkata dana kampanye PDIP bersumber dari iuran kader yang dimasukkan ke dalam rekening gotong royong. Ia menyebut rekening itu bahkan diaudit oleh akuntan publik.
Salah satu contoh pendanaan kampanye lewat gotong royong terjadi saat Pilgub Jateng dan Pilbup Purbalingga. Ia berkata Ketua DPP PDIP Utut Adianto menggelontorkan uang pribadinya sebesar Rp150 juta untuk membantu para calon berkampanye."Ini model yang kami bangun sehingga beban tidak di caleg semata, tetapi gol bersama-sama. Ringan sama dijinjing berat sama dipikul," ujarnya.
Terkait dengan pendanaan Pilpres 2019, Hasto mengaku pihaknya juga bergotong royong untuk mendanai kampanye pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin.
Ia berkelakar pihaknya tak sampai menjual saham seperti cawapres Sandiaga Uno untuk mendanai kampanye.
"Saham yang kami miliki saham dari kepercayaan rakyat. Berbeda yang di sana, itu kan betul-betul saham yang murni dari mengelola perusahaan," ujar Hasto.
Ketua DPP PDIP Bidang Organisasi Djarot Saiful Hidayat mengatakan struktur partai tertinggi hingga ranting akan dimaksimalkan untuk memenangkan Jokowi-Ma'ruf.
"Karena partai yang paling lengkap memiliki struktur itu salah satunya PDI Perjuangan," ujar Djarot.
Menanggapi Sandiaga menjual sahamnya untuk modal kampanye, mantan Gubernur DKI ini berkata pihaknya tidak akan melakukan itu. Sebab, ia menyebut saham pasangan Jokowi-Ma'ruf berasal dari masyarakat yang menikmati hasil-hasil pembangunan yang sudah dikerjakan pemerintah dalam empat tahun terakhir.
"Saya yakin dengan merasa memiliki dan menginginkan pembangunan berkelanjutan yang di masa Pak Jokowi ini, dia akan memilih Pak Jokowi," ujarnya.
Targetkan 70 Persen di Banten
PDIP menargetkan kemenangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin di Banten sebesar 70 persen pada Pilpres 2019.
Hasto mengatakan besaran target itu berdasarkan hasil evaluasi atas sejumlah aspek, salah satunya program pemerintahan Jokowi selama ini di Banten.
"Kami yakin target untuk 70 persen berdasarkan evaluasi dan program-program Pak Jokowi di Banten itu nanti dapat kami capai," ujar Hasto.
Hasto menuturkan pemerintah Jokowi telah merealisasikan sejumlah program di Banten, salah satunya membangun bendungan yang sudah direncanakan sejak tahun 1980-an.
Ia berkata ada dua bendungan yang sudah dibangun di era Jokowi yang berguna untuk mengairi ribuan hektare sawah di Banten.
Calon Presiden Joko Widodo dan Ma'ruf Amin. (ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto)
|
Di sisi lain, Hasto menyampaikan ketokohan Ma'ruf sebagai Rais Aam Nahdlatul Ulama dan Ketua MUI juga sangat mempengaruhi perolehan suara di Pilpres 2019. Terlebih, ia berkata Banten merupakan tanah kelahiran Ma'ruf.
Tak hanya itu, dukungan partai yang dahulu tak mendukung Jokowi di Pilpres 2014 serta dukungan tokoh masyarakat setempat seperti dari keluarga Ratu Atut Chosiyah, Ahmed Zaki Iskandar, dan Mulyadi Jayabaya juga berperan untuk menggerus suara Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di Banten.
"Kami perkirakan Januari itu 50:50 sama dan kemudian mulai Februari hingga Maret kami sudah jauh lebih tinggi dari pada pasangan Pak Prabowo," ujarnya.
Hasto meyakini kekuatan dukungan teritorial lebih nyata ketimbang dukungan di media sosial. Hal itu menanggapi keunggulan pasangan Prabowo-Sandiaga di medsos.
Ia berkata dukungan teritorial merupakan dukungan dari hasil kerja pemerintahan Jokowi dan dukungan parpol koalisi di Banten.
"Kekuatan sosmed itu kan di awang-awang, tetapi kekuatan teritorial itu di darat," ujar Hasto.
Lebih dari itu, ia juga menegaskan masyarakat Banten tidak akan terpengaruh dengan isu PKI yang menyerang Jokowi selama ini karena itu hanya fitnah.
Ia justru menilai masyarakat Banten akan memilih Jokowi karena merupakan sosok pemimpin yang sopan, positif, merangkul, dan tetap bekerja meskipun dihujat.
(jps)https://ift.tt/2R7OW6I
December 21, 2018 at 12:24PM from CNN Indonesia https://ift.tt/2R7OW6I
via IFTTT
No comments:
Post a Comment