Namun berbeda dengan tren-tren di bidang lainnya, dalam dunia fesyen, tren bisa bertahan, terdepak, atau bahkan berbalik ke tahun-tahun lampau.
"Fesyen itu bukan tren, tapi perubahan. Perubahan yang terjadi dalam segi fesyen sesuai dengan perubahan gaya hidup dan juga teknologi," kata Ali Charisma, Presiden Indonesia Fashion Chamber saat pemaparan trend forecasting 2019/2020 beberapa waktu lalu.
Indonesia Trend Forecasting 2019/2020 mengambil tema tentang singularity yang terkait dengan perubahan zaman.
"Tema ini merupakan gambaran suatu keadaan yang mengindikasikan pergeseran teknologi dan sikap-sikap yang menyertainya, juga gambaran masa depan yang masih diraba," kata Nuniek Muwardi, salah satu desainer yang tergabung dalam IFC.
"Dalam konsep ini terdapat unsur pertanyaan, kekhawatiran, optimisme, serta harapan akan apa yang terjadi di masa depan."
Singularity yang diangkat menjadi tren fesyen tahun depan ini diterjemahkan ke dalam empat tren utama yaitu, exuberant, neo medieval, svarga, dan cortex.
1. Exuberant
Tren exuberant banyak menggambarkan tentang teknologi, khususnya kecerdasan buatan (artificial intelegence).
Hanya saja, sikap manusia yang cenderung santai, positif, dan antusias untuk menghadapi masa-masa bersanding dengan AI juga menjadi inspirasi tren fesyen tahun depan
"Lebih bergerak ke kaum-kaum pan Asia yang berkutat pada teknologi."
"Tren ini digambarkan dengan banyaknya permainan warna yang colorful dengan tambahan unsur seni urban dan futuristik."
Selain itu, exuberant yang banyak bermain dengan warna-warna berani juga memadukan gaya sporty santai dengan gaya formal yang feminin.
2. Neo Medieval
Berbeda dengan exuberant yang banyak mengambil warna-warna berani, kaum pecinta warna gelap juga tak perlu khawatir.
Warna-warna gelap juga masih menjadi tren yang digandrungi tahun depan. Hanya saja, warna gelapnya lebih banyak bergerak ke arah neo medieval atau abad pertengahan.
Neo medieval sendiri mengusung unsur romantisme abad pertengahan namun sekaligus menggambarkan kekhawatiran akan masa depan. Hal inilah yang menghadirkan gaya 'benteng pertahanan' yang kuat.
"Gaya ini terinspirasi dari sejarah zaman perang, kesannya tua, tapi tetap high tech. Strukturnya menggambarkan garis desain yang kuat," ucap Nuniek.
"Sedangkan warnanya, lebih banyak bermain ke warna hayati yang deep dan gelap."
Foto: CNN Indonesia/Agniya Khoiri
ilustrasi fashion show |
3. Svarga
Svarga sendiri lebih banyak melihat tentang kecerdasan buatan yang bisa menjadi harmoni dalam kehidupan manusia dan menciptakan multikulturasi.
"Ini digambarkan lewat konsep tabrak corak, namun tetap memperhatikan keseimbangan satu dengan lainnya."
4. Cortex
Cortex sendiri lebih banyak mengembangkan inovasi dalam berbagai hal. Tren tahun 2019 diprediksi bakal banyak mengembangkan inovasi dari berbagai sisi, termasuk material. Inovasi material dengan bantuan teknologi, membuat desain abstrak terstruktur yang fleksibel dan dinamis dalam siluet maupun teksturnya. (chs/chs)
http://bit.ly/2SsykDU
December 30, 2018 at 11:16PM from CNN Indonesia http://bit.ly/2SsykDU
via IFTTT
No comments:
Post a Comment