"Betul itu salah satu sandera WNI. Video semacam ini sering keluar setiap beberapa sandera yang mereka (Abu Sayyaf) culik bebas. Biasanya (video) dikirim ke pemerintah atau kerabat untuk menekan psikologis keluarga supaya segera membayar tebusan," kata Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Kemlu RI, Lalu Iqbal Muhammad, di kantornya di Jakarta, Rabu (9/1).
Iqbal mengatakan juga menerima video itu. Menurut dia, rekaman itu justru disebar oleh kepolisian Malaysia.
"Video kemarin itu pertama didapat keluarga, lalu keluarga kirim ke pemilik kapal di Malaysia, pemilik kapal kasih video ke polisi, dan polisi Malaysia yang menyebarkannya," lanjut Iqbal.
Iqbal enggan berspekulasi mengapa rekaman sandera WNI itu justru diberikan media massa.
Rekaman itu memperlihatkan seorang WNI sandera Abu Sayyaf yang diketahui bernama Samsul Sangumin memohon-mohon meminta pertolongan.
Dilansir dari The Star, Samsul terlihat menangis dan memohon bantuan dari bawah lubang tanah. Dalam video, dia terlihat mengenakan celana pendek berwarna merah muda tanpa pakaian, didampingi dua orang yang terlihat sebagai penyandera sambil menodongkan senjata ke arahnya.
Berdasarkan sumber dari Filipina, video itu dikirim oleh Abu Sayyaf kepada pemilik kapal berbendera Malaysia demi meminta tebusan.
Samsul diculik bersama seorang WNI lainnya, Usman Yunus di perairan Pulau Gaya, Semporna, Sabah, pada 11 September 2018. Usman berhasil kabur dari tawanan pada 7 Desember 2018.
Iqbal mengatakan hingga kini masih ada tiga WNI yang ditawan kelompok Abu Sayyaf di selatan Filipina. Pemerintah, kata dia, terus berupaya melakukan proses pembebasan.
http://bit.ly/2FlKuL3
January 10, 2019 at 03:36AM from CNN Indonesia http://bit.ly/2FlKuL3
via IFTTT
No comments:
Post a Comment