Pages

Monday, January 21, 2019

Tahun Ini, IHSG Diproyeksi Melesat ke Level 7.000

Jakarta, CNN Indonesia -- Mandiri Sekuritas memprediksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tahun ini bisa menguat dan melesat hingga ke level 7.000. Prediksi dibuat sejalan dengan target Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berharap IHSG tahun ini bisa bergerak di rentang 6.500 sampai dengan 7.000.

"Kami ekspektasi indeks tahun ini sekitar 7.000. Jadi ada kenaikan sekitar 10-12 persen dari tahun lalu," kata Deputy Head of Equity Research Mandiri Sekuritas Tjandra Lienandjaja di kantornya, Senin (21/1).

Ia menuturkan kinerja indeks tahun ini diyakini lebih positif meskipun sepanjang tahun lalu indeks terpantau turun sebesar 2,5 persen. Tjandra menuturkan optimisme itu dipicu oleh sentimen ekonomi global yang sedikit mereda terutama dari kebijakan suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat (AS).

Tjandra mengatakan bank sentral AS Federal Reserve (The Fed) diprediksi hanya akan mengerek tingkat suku bunga acuan sebanyak dua kali. Itu berarti, The Fed tidak akan mengerek bunga acuan sampai empat kali seagresif tahun lalu.


Kondisi tersebut, lanjutnya, memberikan sentimen positif bagi negara berkembang, termasuk Indonesia. Dengan sentimen tersebut, investor asing akan kembali mengalirkan modalnya ke negara emerging market.

Kalau prediksi tersebut terbukti, pasar modal Indonesia bisa mendapatkan angin segar untuk kemudian melanjutkan penguatannya.

"Investor asing tetap masuk ke sektor tertentu hingga akhir tahun, seperti sekarang ini masih banyak yang masuk," kata Tjandra.

Menurutnya, sektor yang akan menggerakkan IHSG berasal dari sektor consumer, perbankan, dan properti. Sebaliknya, sektor yang berkaitan dengan komoditas diprediksi tahun ini diperkirakan akan tertekan lantaran harga komoditas yang suram.


Sementara itu, Panin Asset Management memberikan proyeksi yang lebih optimis. Mereka meyakini 2019 ini indeks bisa melesat ke atas level 7.000. Perkiraan mereka bahkan, IHSG bisa melesat ke level 7.400.

Proyeksi tersebut lebih optimis dibandingkan dengan target dari OJK. </span>"Tahun 2019 sampai akhir tahun kami prediksi indeks di posisi 7.400. Memang suatu angka yang cukup optimis naik 12-13 persen," kata Direktur Panin Asset Management Ridwan Soetedja.

Ridwan mengatakan proyeksi dibuat berdasarkan iklim investasi di Indonesia di 2019 ini yang akan diuntungkan dari kondisi ekonomi global. Salah satunya, kata Ridwan, adalah prediksi pelemahan pertumbuhan ekonomi AS.

"Dengan adanya government shutdown yang masih berlangsung, ini akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi AS, yang tadinya 2,9 persen bisa turun ke 2,7 persen," tuturnya.


Selain itu, lanjutnya, perang dagang antara AS dan China masih akan berlanjut. Ke depannya, perang dagang ini bakal menekan nilai tukar dolar AS. Bagi China sendiri, perang dagang terbukti telah menurunkan pertumbuhan ekonominya.

Mengutip Reuters, pertumbuhan ekonomi Negara Tirai Bambu hanya bertumbuh 6,6 persen tahun 2018. Angka itu, merupakan pertumbuhan ekonomi paling buruk dalam 28 terakhir.

Terkait kebijakan The Fed, Panin Asset Management memprediksi The Fed hanya akan kembali menyesuaikan suku bunga acuan satu kali dalam tahun ini. Bahkan, kata Ridwan, tidak menutup kemungkinan The Fed akan menahan suku bunganya sepanjang 2019. Kondisi-kondisi tersebut menyebabkan kembalinya arus modal asing (inflow) ke negara emerging market termasuk Indonesia.

"Kita sudah mulai mengalami inflow (arus modal masuk) dan masih berlanjut hingga Januari ini," kata Ridwan.


Mengutip RTI Infokom, pada jeda perdagangan hari ini, IHSG berhasil naik 18,34 poin (0,28 persen) ke posisi 6.466,5. Sejak awal tahun (year to date) indeks terpantau tumbuh 4,39 persen dari posisi awal tahun 6.164,8.
(ulf/agt)

Let's block ads! (Why?)


http://bit.ly/2FPCeDh
January 21, 2019 at 10:27PM from CNN Indonesia http://bit.ly/2FPCeDh
via IFTTT

No comments:

Post a Comment