Pages

Monday, March 18, 2019

Ragam Kesalahan yang Bikin Luka Bakar Makin Parah

Jakarta, CNN Indonesia -- Kulit merupakan organ terbesar tubuh yang penting untuk dijaga. Kulit jadi pertahanan pertama tubuh saat berhadapan dengan beragam bakteri atau kuman, termasuk bahaya benda-benda di luar tubuh termasuk benda panas yang menyebabkan luka bakar.

Kulit bisa terbakar hingga melepuh dan terasa sangat panas. Sayang, penanganan luka bakar sering kali salah hingga luka tak pulih maksimal, bahkan meninggalkan bekas yang sulit hilang.

Beberapa orang melakukan kesalahan saat mengobati luka bakar pada kulit. Berikut mengutip berbagai sumber, kesalahan-kesalahan yang sebaiknya dihindari.

1. Mengaplikasikan es
Saat kulit terasa seperti terbakar, seseorang cenderung mencari sesuatu yang instan untuk mendinginkan luka. Salah satu cara instan yang diterapkan adalah dengan menggunakan es batu.

Luka memang cepat terasa dingin. Namun, kebiasaan ini akan memperlambat aliran darah ke area luka. Selain itu, es juga dipercaya bisa merusak jaringan kulit.


Cukup gunakan air untuk mendinginkan luka selama 15-20 menit. Mengutip Washington Post, Melissa Piliang, ahli dermatologi di Cleveland Clinic mengatakan, penggunaan air mengalir bisa menurunkan rasa panas, mengurangi rasa sakit, dan meminimalisir pembengkakan sekitar bekas luka bakar.

2. Mengoleskan pasta gigi
Ide untuk mengoleskan pasta gigi muncul karena pasta gigi dengan aroma mentol akan memberikan efek dingin lebih lama. Namun, ide ini tak layak untuk diaplikasikan. Efek dingin hanya bersifat sementara dan sama sekali tidak membantu kesembuhan luka.

Ini pun sama ketika seseorang mencoba menggunakan butter atau krim lain. Kandungan minyak dari produk ini malah menahan panas, berlawanan dengan apa yang diupayakan. Penggunaan bahan-bahan dengan niat untuk menyembuhkan malah bisa menimbulkan masalah baru. Lebih parah, Anda malah pergi ke rumah sakit karenanya.

3. Air susu untuk luka bakar
Sebagian orang berpikir bahwa kandungan lemak dalam susu bisa membantu mempercepat penyembuhan luka bakar. Namun, ini tidak benar.

Gary Golderberg, asisten profesor dermatologi klinis di Icahn School of Medicine, Mount Sinai, New York menjelaskan, susu tidak bisa menyerap ke dalam kulit. Malah, bakteri pada susu bisa berkembang biak dan memicu infeksi.


4. Menutup bekas luka dengan perban
Memang benar jika luka perlu ditutup agar terhindar dari paparan bakteri dan mempercepat proses penyembuhan. Namun, hal yang berbeda berlaku pada kasus luka bakar.

Pada bekas luka bakar, kebiasaan menutup dengan perban berisiko membuat kulit yang terbakar menempel pada perban saat harus dilepas.

Dikutip dari laman resmi Palang Merah Inggris, luka bakar sebaiknya ditutup dengan lembar bening atau plastik untuk mencegah infeksi. (els/asr)

Let's block ads! (Why?)


https://ift.tt/2Of1QvS
March 19, 2019 at 01:28AM from CNN Indonesia https://ift.tt/2Of1QvS
via IFTTT

No comments:

Post a Comment