Pada 20 April 2018, Tim Bergling yang dikenal dengan nama panggung Avicii, ditemukan meninggal dunia di Muscat, Oman. Ia dipastikan bunuh diri di usia 28 tahun.
Dilansir NME, buku tersebut ditulis oleh Mans Mosesson, seorang jurnalis peraih penghargaan dari Swedia. Sebuah rumah penerbitan pun telah setuju untuk menerbitkan buku itu.
Dijelaskan, semua keuntungan yang didapat akan diberikan pada Tim Bergling Foundation, badan amal yang dibuka oleh kedua orang tua Avicii untuk menolong siapapun yang membutuhkan bantuan terkait keseatan mental. Keluarga Avicii menyebutkan, mereka terfokus pada mendukung orang-orang dan organisasi yang bekerja di bidang kesehatan metal dan pencegahan bunuh diri.
Sekalipun telah tiada, Avicii 'tetap' berkarya. Lagu terbarunya, 'SOS' juga keluar bulan ini dan menduduki nomer satu di Swedia dan Finlandia. Keuntungan dari penjualan SOS juga akan diberikan kepada Tim Bergling Foundation.
Album mendatang Avicii, 'TIM', direncanakan rilis pada bulan Juni mendatang. Di Februari lalu, Klaus Bergling, sang ayah, menerima penghargaan atas nama putranya di Grammy Gala Swedia, Grammisgalan pada Februari lalu.
Tanggal 20 April lalu, tepat setahun setelah keputusan Avicii mengakhiri hidupnya sendiri, sebuah cuitan diunggah melalui akun Twitter-nya. Menampilkan foto sang DJ, sebuah keterangan menyertai unggahan tersebut.
"Selamanya di hati, pikiran dan telinga kami," tulis keterangan itu.
Sebelumnya, diketahui Avicii sempat mengambil jeda dari tur pada 2016 karena masalah kesehatan mental. Ia disebut mengalami stres dan sejumlah problem lain terkait mental. Diduga, sejak itu kondisinya tak sempat membaik.
[Gambas:Youtube] (rea)
http://bit.ly/2GN7zqn
April 28, 2019 at 01:35AM from CNN Indonesia http://bit.ly/2GN7zqn
via IFTTT
No comments:
Post a Comment