Pages

Saturday, May 25, 2019

Anies Bandingkan Kerusuhan 1998 dengan Aksi 22 Mei

Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan membandingkan situasi Aksi 22 Mei di Jakarta yang terjadi beberapa hari lalu dengan kerusuhan yang terjadi pada tahun 1998 silam.

Menurutnya pada kerusuhan tahun 1998 lalu, negara tidak turut hadir untuk menenangkan masyarakat. Hal ini berbeda dengan kerusuhan baru-baru ini.

Anies memang sempat mendatangi sejumlah rumah sakit tempat korban luka dan meninggal dunia usai kerusuhan yang terjadi di depan Kantor Bawaslu, Petamburan, hingga Tanah Abang itu.

"Bandingkan dengan tahun 1998, ada tidak negara yang datang ke tempat yang meninggal, saya justru datangi untuk menyampaikan bahwa negara hadir. Negara bukan tidak peduli," kata Anies di Balaikota Jakarta, Jumat (24/5).

Anies kemudian menjelaskan tujuannya mendatangi tempat sejumlah korban kerusuhan adalah untuk memberikan ketenangan. Hal ini karena situasi saat itu dipenuhi oleh sejumlah massa yang dalam keadaan marah.

"Justru saya harus kesana menenangkan dan saya sampaikan di sana bahwa supaya tenang, tidak ada satupun yang mengharapkan kejadian seperti itu," tambah dia.


Ia juga mengatakan hal ini merupakan bentuk dari prinsip kemanusiaan yang mesti ditonjolkan. Menurutnya dengan memberikan perhatian kepada masyarakat, situasi ibukota bisa menjadi lebih kondusif. Ia pun berharap sejumlah kawasan di ibu kota bisa berangsur pulih dari aksi dan dampak kerusuhan.

"Saya berharap juga kawasan Tanah Abang kawasan Petamburan, Slipi, juga diharapkan tenang. Kalau Jakarta yang lain sudah tenang," imbuhnya.

Sebelumnya Anies diketahui sempat berkunjung ke sejumlah rumah sakit tempat ditanganinya korban kerusuhan itu salah satunya RS Tarakan. Ia juga diketahui mengunjungi gedung Bawaslu RI tempat peristiwa aksi dilakukan. Dalam kunjungannya ke rumah sakit Anies juga diberitakan sempat membantu keluarga korban meninggal mengusung keranda jenazah sampai ke mobil ambulans.

Sampaikan Pesan Jusuf Kalla

Anies Baswedan mengatakan pertemuannya dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) dengan tokoh nasional beberapa waktu lalu bertujuan untuk mendinginkan situasi nasional usai pengumuman pilpres 2019.

JK, kata Anies, memintanya langsung untuk menjelaskan situasi terkini Jakarta.

"Saya diundang karena diminta untuk menjelaskan bagaimana situasi di Jakarta. Jadi mereka ingin mendengar update-updatenya seperti apa. Itu saja porsi saya," jelas Anies.

Sebelumnya, JK menyatakan pihaknya membahas dua poin penting dengan sejumlah tokoh. Yang pertama JK meminta agar semua pihak mendukung langkah capres Prabowo Subianto untuk menggugat hasil Pilpres ke MK.


Sedangkan yang kedua adalah mengimbau masyarakat khususnya di ibu kota agar lebih tenang dan sabar menunggu keputusan MK usai kerusuhan aksi 21 dan 22 Mei kemarin.

"Sesuai kata polisi, kita pisahkan antara pengunjuk rasa yang damai dengan perusuh. Untuk yang damai sesuai aturan, sementara yang rusuh tentu ada aturan polisi yang dibantu TNI untuk menindak tegas," katanya.

Diketahui tokoh yang hadir saat itu diantaranya mantan Ketua MK Mahfud MD, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj, Ketua Dewan Pertimbangan MUI Din Syamsuddin, Sekretaris Umum Muhammadiyah Abdul Mu'ti, Menteri PAN-RB Syafrudin, mantan Kapolri Bambang H Danuri, dan Gubernur Lemhanas Agus Widjojo.

[Gambas:Video CNN] (ani/DAL)

Let's block ads! (Why?)


http://bit.ly/2M7NiRd
May 25, 2019 at 11:43PM from CNN Indonesia http://bit.ly/2M7NiRd
via IFTTT

No comments:

Post a Comment