Langkah ini diumumkan Facebook pada konferensi pengembang F8 tahunanya pada Rabu (1/5). Perusahaan juga merekonstruksi dan mensimulasikan pakaian yang dikenakan pengguna seperti yang diberitakan CNN.
Guna mensimulasikan pakaian itu, Zuckerberg dan tim menggunakan perangkat lunak berbasis fisika untuk mengetahui bagaimana pakaian saat bergerak secara virtual ketika mereka melakukan sejumlah hal seperti menari atau meregangkan tubuh.
Sebagai contoh, sebelumnya Facebook telah memiliki headset VR yakni Oculus Quest yang dapat memungkinkan pengguna melihat seluruh tubuh 'manusia virtual'. Namun, pengguna hanya dapat mengontrol kepala dan tangannya saja.
Sementara itu versi virtual mereka tengah bermain sepak bola di lapangan virtual dengan bola sepak digital. Ketika mereka mengangkat tangan dan menendang kaki, avatar VR mereka akan melakukan hal yang sama.
Mallet mengungkapkan bahwa salah satu tantangan yang tengah dihadapi yakni belum ada cara untuk menghasilkan vesi digital dari diri pengguna dengan sensor yang tersedia. Facebook juga perlu menentukan cara terbaik guna menjaga VR ini tetap aman.
"Kami masih harus bertahun-tahun untuk mengerjakan teknologi semacam ini," kata dia.
Di sisi lain, Oculus sempat mengakui telah mengalami kesalahan dalam pengiriman data. Pesan yang bocor ke khalayak itu merupakan karakter fisik yang tersembunyi dalam puluhan ribu pengendali gerak Oculus baru.
Namun beberapa perangkat yang telah dikirim ke rantai pasokan pasar konsumen secara tidak sengaja dikirim dengan kata-kata seperti ada fitur tersembunyi. (din/age)
http://bit.ly/2DJeKy9
May 02, 2019 at 05:59PM from CNN Indonesia http://bit.ly/2DJeKy9
via IFTTT
No comments:
Post a Comment