Diketahui, gerakan Rompi Kuning ini sudah berdemo selama 28 pekan berturut-turut. Namun, kekuatannya disebut makin menurun.
Dikutip dari AFP, polisi di Amiens, kota kelahiran Presiden Emmanuel Macron, menembakkan gas air mata kepada sekitar 1.200 demonstran setelah sekelompok orang melempari polisi dengan batu, menyerang kantor-kantor bank lokal, dan membakar tong-tong sampah.Kepala kepolisian setempat menyebut pihaknya menahan 27 orang di antaranya.
Beberapa ratus demonstran juga bentrok dengan polisi di pusat kota Paris, di sekitar Place de la Republique.
Gerakan ini diketahui memprotes gaya hidup mewah dan sejumlah kebijakan tak populer Macron.Kementerian Dalam Negeri Perancis menyebut di seluruh negeri jumlah demonstran hanya 12.500 orang di hari terakhir aksinya. Jumlah ini merupakan yang terendah sejak gerakan Rompi Kuning ini dimulai.
Pada puncaknya di bulan November 2018, pemrotes mencapai lebih dari 300.000 orang secara nasional.
Protes berkepanjangan ini dimulai dengan menentang kenaikan pajak. Tuntutan itu disebut menghambat jadwal reformasi Macron.
Meskipun Macron memperkenalkan langkah-langkah lain bernilai lebih dari 10 miliar euro (US$ 11 miliar) untuk meningkatkan daya beli warga berpenghasilan rendah, protes dan kerusuhan 'Rompi Kuning' tetap berlanjut di seluruh negeri.Saat ia merayakan ulang tahun keduanya di kursi kepresidenan, Macron bulan lalu menawarkan lebih banyak pemotongan pajak senilai 5 miliar euro, bersama dengan langkah-langkah lainnya.
Protes juga memukul partai Macron dalam kampanye untuk pemilihan parlemen Eropa yang akan diadakan pada Minggu (26/5).
(arh)
http://bit.ly/2M7T05y
May 26, 2019 at 10:08AM from CNN Indonesia http://bit.ly/2M7T05y
via IFTTT
No comments:
Post a Comment