Menurut data International Coffee Organization (ICO) 2017-2018, sebanyak 161 juta masyarakat dunia mengonsumsi kopi. Sementara, Badan Pusat Statistik mencatat pada 2010 total volume ekspor mencapai 433,6 ribu ton dengan total nilai sebesar US$ 814,3 juta dan pada 2017 meningkat menjadi 467,8 ribu ton dengan total nilai sebesar US$ 1.187,16 juta.
Sebenarnya, banyak varietas pohon kopi yang tumbuh di seluruh dunia. Namun, terdapat dua jenis kopi yang paling dikenal dan memiliki banyak penggemar, yakni kopi arabika dan robusta. Berikut perbedaan kopi arabika dan robusta yang harus diketahui oleh para pencinta kopi.
1. Jumlah Arabika Lebih Banyak
Petani menjemur biji kopi arabika di Desa Gunung Sirah, Darma, Kuningan, Jawa Barat. Indonesia adalah salah satu produsen kopi arabika. (ANTARA FOTO/Ivan Pramana Putra)
|
Kopi arabika menyumbang 75-80 persen dari produksi kopi di dunia, sedangkan robusta 20 persen. Brazil diketahui menjadi negara terbesar pengekspor kopi arabika, sementara pengekspor robusta berasal dari Vietnam. Arabika dan robusta menjadi kopi yang paling dikenal oleh dunia.
Bagaimana dengan Indonesia? Indonesia menjadi urutan kedua setelah Brazil dalam bidang ekspor kopi. Dilansir dari Indonesia Investment, kebanyakan hasil produksi domestik adalah varietas robusta. Indonesia juga terkenal karena memiliki sejumlah kopi khusus seperti kopi luwak. Berkaitan dengan komoditas agrikultur, kopi adalah penghasil devisa terbesar keempat bagi Indonesia setelah minyak sawit, karet, dan kakao.
2. Bentuk biji kopi
Ilustrasi: Kopi robusta cenderung bulat, sedangkan arabika cenderung lonjong. (Foto: ANTARA FOTO/Irsan Mulyadi)
|
Perbedaan kedua varietas tersebut yakni pada bentuk biji kopi. Kopi robusta berbentuk lebih bulat sedangkan arabika lebih lonjong. Dari ketinggian tanaman, kopi robusta dapat tumbuh hingga 4,5-6 meter. Sedangkan arabika hanya dapat mencapai ketinggian 2,5-4,5 meter.
3. Beda harga kopi robusta dan arabika
Biji kopi robusta yang sudah melalui proses roasting. (CNN Indonesia/Tri Wahyuni)
|
Menariknya, kopi arabika memiliki nilai jual yang cukup tinggi dibandingkan dengan kopi robusta. Hal ini dikarenakan penanaman kopi arabika yang cenderung lebih lama untuk matang. Biasanya membutuhkan waktu kurang lebih satu tahun.
Kopi arabika membutuhkan perawatan yang lebih, dengan kopi harus ditanam pada suhu 14-24 derajat celsius. Selain itu, jika tidak mendapat perawatan yang baik, daun kopi arabika dapat cepat berkarat. Penyakit karat daun dapat merusak tanaman dan cita rasa kopi arabika.
Sementara itu, kopi robusta lebih mudah ditemui karena berada di dataran rendah. Robusta juga merupakan kopi yang mudah berkembang, berproses dengan cepat, dan lebih resisten terhadap penyakit karat daun. Dengan demikian tidak susah dan memakan waktu lama untuk memproduksinya.
Cara menanam ini lah yang kemudian menjadi beda rasa kopi arabika dan robusta.
4. Soal rasa, lebih enak arabika atau robusta?
Kopi robusta memiliki tingkat kafein yang lebih tinggi ketimbang arabika. (Justin Sullivan/Getty Images/AFP)
|
Meski sekilas terlihat mirip, namun keduanya memiliki ciri khas masing-masing. Bagi pencinta kopi robusta, sudah tentu dapat mengenali kopi tersebut dengan rasa pahit berlebih dibanding kopi arabika. Hal ini disebabkan kandungan kafein pada kopi robusta lebih tinggi, yakni 2,7 persen dibandingkan dengan kopi arabika yang hanya 1,5 persen.
Kafein sendiri merupakan stimulan yang ampuh untuk menahan rasa kantuk, kelelahan, bahkan sebagai penghilang rasa sakit. Kafein banyak terdapat di berbagai tanaman salah satunya pada tanaman kopi. Food and Drug Administration (FDA) menganggap kafein sebagai obat dan makanan tambahan. FDA merekomendasikan mengonsumsi dengan takaran 400 mg sehari.
Jika kopi robusta dikenal dengan pahitnya, arabika tidak demikian. Kandungan gula pada kopi arabika terbilang cukup banyak. Maka dari itu, kopi arabika lebih mudah dinikmati oleh banyak orang. Namun, dengan banyaknya kandungan gula maka kandungan lemak pun lebih tinggi dibandingkan dengan kopi robusta.
Selain itu, arabika memiliki rasa yang bervariasi, seperti rasa buah-buahan, kacang-kacangan, ataupun biji-bijian. Inilah alasannya kopi Arabika lebih banyak menjadi kopi favorit dibandingkan kopi robusta. Untuk penggemar kopi pemula, kopi arabika lebih direkomendasikan untuk dinikmati pertama kali. Namun jika lebih suka dengan cita rasa yang pahit dan kental, disarankan untuk mencoba robusta.
5. Efek samping kopi robusta dan arabika
Terlalu tinggi dosis kafein dalam tubuh dapat memicu efek negatif seperti gangguan pencernaan. (IT-STUDIO/Pixabay)
|
Meski banyak literatur menyebut bahwa kopi memiliki beragam khasiat seperti meningkatkan mood, metabolisme, serta performansi mental dan fisik, tetap perhatikan batasan konsumsinya. Terlalu tinggi dosis kafein dalam tubuhmu dapat memicu efek negatif, lho. Antara lain iritasi usus, gangguan pencernaan, tekanan darah tinggi, diuretik, memicu tumbuhnya bisul, insomnia, dan rentan stres.
Nah, sudah tahu kan 5 perbedaan mendasar kopi arabika dan robusta? Meski sama-sama pahit, 2 varietas kopi ini ternyata jelas berbeda dari segi pembudidayaan dan cita rasanya. Semoga bermanfaat dan tak keliru lagi dalam menentukan kopi yang pas untuk dinikmati.
(vid/fef)https://ift.tt/2ZGlc0Z
September 03, 2019 at 02:43PM from CNN Indonesia https://ift.tt/2ZGlc0Z
via IFTTT
No comments:
Post a Comment