Pengacara yang mendampingi aksi mahasiswa, Veronica Koman, mengatakan setidaknya 16 orang mahasiswa mengalami cedera akibat bentrokan dengan oknum ormas. Veronica mengatakan dari ke 16 orang itu, tiga orang mengalami luka parah, yakni pendarahan daerah kepala akibat lemparan batu dan botol.
"Mendapat lemparan batu dan botol, ada juga yang mendapatkan pukulan tongkat" kata Veronica saat dikonfirmasi, CNNIndonesia.com.
Veronica mengatakan kejadian itu bermula saat 300-an mahasiswa Papua melakukan unjuk rasa memperingati ulang tahun Papua Barat ke-57 tahun, dengan titik awal di Monumen Kapal Selam, Surabaya.Di tengah jalan menuju lokasi rencana unjuk rasa dilakukan di Gedung Negara Grahadi, mahasiswa papua, kata dia, dicegah oleh sekelompok massa tandingan yang berasal dari ormas gabungan kepemudaan, di depan Gedung RRI.
"Mahasiswa tetap dalam satu barisan, sementara ormas mengepung dari kanan, kiri, depan, sampai belakang kami," kata Veronica.Saat itulah, massa tandingan mulai melakukan tindakan pelemparan batu, pelemparan botol air mineral, hingga serangan verbal. Bentrokan pun sempat terjadi.
Beruntung, kata dia, petugas kepolisian sigap menjaga kondisi keamanan hingga bentrokan yang lebih besar tak sampai terjadi. Ia pun mengapresiasi hal itu.
"Saya mengapresiasi petugas kepolisian yang telah menjaga jalannya unjuk rasa dengan relatif baik, hingga pihak mahasiswa juga bisa penyampaian aspirasinya hingga pernyataan sikap selesai dibacakan," kata dia.Tak lama setelahnya, polisi lalu meminta mahasiswa dan massa tandingan untuk membubarkan diri. Jalan Pemuda yang tadinya ditutup akhirnya pada pukul 09.00 WIB barangsur dibuka.
Veronica mengatakan ratusan mahasiswa Papua membubarkan diri dan kembali ke asrama mereka yang berada di bilangan Kalasan, Tambaksari, Surabaya.
"Saat ini, teman-teman sudah kembali ke asrama, tiga orang yang luka juga telah mendapatkan perawatan medis dengan baik, oleh teman-temannya," kata dia.
Sementara itu, Jubir mahasiswa Papua, Dorlince Iyowau mengatakan dalam aksi ini, mahasiswa Papua dari se-Jawa dan Bali ini menuntut hak menentukan nasib sendiri bagi rakyat Papua.
Hal itu biasa diperingati para mahasiswa Papua selama bertahun, dan tahun ini Surabaya dipilih menjadi titik pusat aksi tersebut.
"Aksi tadi memperingati 57 tahun yang setiap tahunnya kami memperingati, namun kali ini kami pusatkan di Surabaya, karena kota ini tingkat represivitas kepada kawan-kawan masif," kata dia. (frd/ain)
https://ift.tt/2Ea68Cc
December 01, 2018 at 10:21PM from CNN Indonesia https://ift.tt/2Ea68Cc
via IFTTT
No comments:
Post a Comment