Kedua orang itu adalah Saud al-Qahtani, tangan kanan MbS, dan wakil intelijen asing Saudi, Jenderal Ahmed al-Asiri.
Kantor kejaksaan Istanbul menyimpulkan ada "kecurigaan kuat" bahwa Qahtani dan Asiri turut merencanakan pembunuhan Khashoggi pada 2 Oktober lalu.
"Komunitas internasional tampaknya meragukan komitmen Saudi untuk mengadili kejahatan keji ini. Saudi bisa mengatasi masalah itu dengan mengekstradisi semua tersangka ke Turki, tempat Jamal Khashoggi dibunuh dan jasadnya dipotong-potong."
Asiri dan Qahtani masuk dalam daftar 15 orang yang disebut-sebut sebagai tim eksekutor Khashoggi.
Menurut sumber, tak lama setelah itu Qahtani meminta tim eksekutor membunuh Khashoggi dengan mengatakan "bawakan saya kepala anjing itu."
Saudi telah memecat Qahtani dan Asiri dari jabatan publik yang selama ini mereka duduki pada 20 Oktober lalu karena keterlibatan mereka dalam pembunuhan tersebut.
Namun, Saudi tetap berkeras bahwa negaranya tidak terlibat dalam kasus ini. Riyadh mengklaim operasi itu dilakukan sejumlah pejabat intelijen di luar kewenangan mereka. Negara kerajaan itu sejauh ini telah menahan 21 tersangka.
Meski demikian, berdasarkan laporan yang bocor di media, Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat (CIA) menyimpulkan MbS memerintahkan langsung pembunuhan kolumnis The Washington Post itu.
CIA menarik simpulan ini setelah menggali berbagai sumber intelijen, termasuk panggilan telepon antara Khashoggi dengan saudara Putra Mahkota yang juga menjabat sebagai Duta Besar Saudi untuk AS, Khalid bin Salman.
Dalam percakapan tersebut, Khalid mengatakan kepada Khashoggi bahwa wartawan itu harus pergi ke konsulat Saudi di Istanbul guna mengambil dokumen yang dibutuhkan untuk pernikahannya. Khalid menjamin segalanya akan aman ketika Khashoggi datang ke konsulat. (rds/has)
https://ift.tt/2KXJ9Lb
December 06, 2018 at 02:32AM from CNN Indonesia https://ift.tt/2KXJ9Lb
via IFTTT
No comments:
Post a Comment