Seperti dilansir AFP, Senin (31/12), pemerintah Bangladesh mengirim 600 ribu pasukan ke seluruh negeri guna mengantisipasi bentrokan di sejumlah daerah. Pendukung BNP yang merupakan oposisi menuding Partai Liga Awami besutan Perdana Menteri Sheikh Hasina (71) memanipulasi perolehan suara yang digelar Minggu pekan lalu.
Dalam penghitungan sementara, Liga Awami berhasil merebut 191 kursi di dewan perwakilan, sedangkan BNP dan koalisinya, Front Persatuan Nasional cuma meraih lima kursi. Tidak terima dengan hasil itu, BNP menuntut pemungutan suara diulang.
Jika pemilu tidak diulang, maka kemungkinan besar Hasina bakal melanjutkan kepemimpinannya yang ketiga, setelah berkuasa sejak 2009. Dia dianggap berprestasi menggenjot pertumbuhan ekonomi di negara tergolong miskin itu, dan juga berbaik hati menampung etnis Rohingya di perbatasan, karena dipersekusi oleh aparat dan kelompok radikal di Myanmar.
Di sisi lain, Hasina dituding otoriter karena mengekang kebebasan berpendapat dan menghambat kelompok opisisi. Dia dituding sengaja memenjarakan Ketua Umum BNP, Khaleda Zia selama 17 tahun dalam kasus dugaan korupsi buat menghalangi gerakan pesaing politiknya.
Salah satu cara Hasina yang diduga ditujukan buat menghambat kelompok oposisi adalah dengan mengesahkan undang-undang keamanan digital. Hal itu dianggap bisa menjadi pasal karet untuk menjerat lawan politik Hasina, dan juga dikhawatirkan mengekang kebebasan berpendapat dan pers.
Salah satu yang ditangkap adalah juru foto kawakan Bangladesh, Shahidul Alam selepas diwawancara oleh stasiun televisi Al Jazeera soal situasi negaranya. Dia mengatakan pemerintah Bangladesh menggunakan segala cara untuk merawat kekuasaan, dan karena itu dia dibui selama beberapa bulan, dan bebas pada 20 November lalu. (ayp/ayp)
http://bit.ly/2EWV77N
December 31, 2018 at 03:46PM from CNN Indonesia http://bit.ly/2EWV77N
via IFTTT
No comments:
Post a Comment