Pesawat ruang angkasa tak berawak, New Horizons siap melakukan penerbangan pada 1 Januari menuju Ultima Thule.
"Ini benar-benar objek paling primitif yang pernah ditemui oleh pesawat ruang angkasa," kata Hal Weaver, ilmuwan proyek di Laboratorium Fisika Terapan Johns Hopkins.
Namun, hingga saat ini para ilmuwan tidak yakin tentang ukuran pastinya. Tetapi mereka percaya objek tersebut sekitar 100 kali lebih kecil dari Pluto yang berdiameter hampir 1.500 mil (2.414 kilometer).
Ultima Thule juga berada di area pembekuan ruang. Sehingga diperkirakan menunjukkan bahwa itu mungkin tetap terjaga dengan baik."Ultima Thule adalah peninggalan dari pembentukan tata surya," kata Weaver.
Ultima Thule terletak di Kuiper Belt atau Sabuk Kuiper, sebuah cakram kosmik luas yang tersisa dari zaman ketika planet-planet pertama kali terbentuk. Astronom terkadang menyebutnya 'loteng' tata surya.
Para ilmuwan bahkan tidak tahu Sabuk Kuiper ada sampai tahun 1990-an. Sabuk Kuiper dimulai sekitar tiga miliar mil (4,8 miliar kilometer) di luar Matahari, melewati orbit Neptunus yang merupakan planet terjauh dari Matahari.
"Penting bagi kita dalam sains planet karena wilayah tata surya ini, yang berada sangat jauh dari Matahari, menjaga kondisi aslinya dari empat setengah miliar tahun yang lalu," tambah Stern.
"Jadi, ketika kita terbang dengan Ultima, kita akan bisa melihat bagaimana semuanya kembali pada awalnya."
Pesawat ruang angkasa New Horizons melaju kencang di luar angkasa dengan kecepatan 32.000 mil (51.500 kilometer) per jam, melaju hampir satu juta mil per hari. Dengan kecepatan seperti itu, jika ia menyerang sepotong puing sekecil butiran beras, pesawat ruang angkasa dapat dihancurkan secara instan.
Jika New Horizon selamat dari flyby ini, ia akan mengambil ratusan gambar Ultima Thule, dengan harapan mengungkapkan bentuk dan geologi untuk pertama kalinya. New Horizons mengirim kembali gambar Pluto yang menakjubkan, termasuk bentuk hati yang belum pernah terlihat sebelumnya di permukaannya pada 2015.
Ultima Thule pertama kali ditemukan oleh Hubble Space Telescope pada 2014. Para ilmuwan menemukan pada 2017 bahwa Ultima Thule tidak berbentuk bola tetapi mungkin memanjang. Bahkan mungkin dua benda. (age/age)
http://bit.ly/2LAUIsi
December 28, 2018 at 08:28AM from CNN Indonesia http://bit.ly/2LAUIsi
via IFTTT
No comments:
Post a Comment