"Kami meramalkan hingga 250 ribu warga Suriah kembali pada 2019," kata Amin Awad, Pemimpin Operasi Badan PBB di Timur Tengah dan Afrika Utara.
"Angka itu bisa naik dan turun sesuai dengan kecepatan kita menghilangkan rintangan untuk kembali," tegasnya.
"Ini adalah hasil terorganisir, sepenuhnya sukarela, dan tentu saja dengan keterlibatan UNHCR," kata Awad.
Meskipun konflik Suriah mereda, konflik ini telah menewaskan lebih dari 360 ribu orang sejak 2011. Awad mengatakan bahwa orang-orang yang kembali menghadapi banyak rintangan.
Salah satu rintangan adalah masalah yang terkait dengan wajib militer dan pertanyaan di sekitar mereka ketika mereka meninggalkan Suriah.
Dan ada rintangan yang terkait dengan keamanan fisik bahkan di tempat-tempat di mana pertempuran telah berhenti.
UNHCR bekerja dengan pemerintah Suriah untuk mencoba memperbaiki kondisi bagi mereka yang ingin kembali, kata Awad.
Badan pengungsi PBB, bersama dengan agensi pembangunan, sementara itu meluncurkan permohonan senilai US$5,5 miliar untuk mendukung upaya nasional pada 2019 dan 2020 di Turki, Libanon, Yordania, Mesir dan Irak untuk terus menjadi tuan rumah jutaan orang Suriah yang masih belum siap atau dapat kembali rumah.
"Sangat penting bahwa masyarakat internasional terus mengakui penderitaan para pengungsi Suriah dan memberikan dukungan penting kepada pemerintah tuan rumah untuk membantu memikul beban besar ini," kata Awad. (age)
https://ift.tt/2C5zC2c
December 12, 2018 at 08:16AM from CNN Indonesia https://ift.tt/2C5zC2c
via IFTTT
No comments:
Post a Comment