Menurut The Los Angeles Times, serangan itu disebut datang dari luar Amerika, dikirimkan oleh seseorang yang tahu persis situasi yang sedang terjadi.
Dikatakan, serangan terjadi untuk menunda pendistribusian hari Sabtu dari The Times, Tribune, Sun dan surat kabar lain yang berbagi platform produksi di Los Angeles.
Tribune Publishing yang turut membawahi New York Daily News dan Orlando Sentinel, menyebutkan pada hari Jumat (28/12) serangan itu dideteksi sebagai malware.
Wall Street Journal dan New York Times edisi Pantai Barat disebut ikut merasakan dampak serangan peretasan itu.
Juru bicara Tribune Publishing, Marisa Kollias mengungkapkan bahwa serangan virus itu mengenai sistem 'kantor belakang' yang dipakai untuk mempublikasi dan memproduksi 'koran di properti kami'.
"Tidak ada barang bukti seperti informasi kartu kredit pelanggan atau informasi yang dapat diidentifikasi secara pribadi," kata Kollias dalam pernyataan resmi.
The Wall Street Journal dan New York Times belum mengeluarkan respons apa-apa terkait insiden ini.
Editor dan penerbit Jeff Light menulis di situsnya, "Kebanyakan pelanggan San Diego Union-Tribune tidak mendapatkan surat kabar mereka di hari Sabtu, lantaran virus itu menginfeksi sistem bisnis perusahaan dan menghambat kemampuan untuk menerbitkan."
Perwakilan Departemen Keamanan Dalam Negeri berkata saat ini mereka sedang mempelajari situasi yang terjadi. "Kami telah mengetahui laporan tentang potensi insiden peretasan yang berdampak pada beberapa outlet berita," ujar Katie Waldman.
"Kami akan bekerja sama dengan pemerintah dan mitra industri kami untuk lebih memahami situasinya," lanjutnya. (rea)
http://bit.ly/2Tm5u8x
December 30, 2018 at 09:42PM from CNN Indonesia http://bit.ly/2Tm5u8x
via IFTTT
No comments:
Post a Comment