Macron menyatakan ia tak akan menoleransi segala bentuk tindak kekerasan.
"Saya tidak akan pernah menerima kekerasan," kata Macron dalam sebuah konferensi pers di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang berlangsung di Buenos Airse, Argentina, dikutip dari AFP.
Menurut Macron, tak ada alasan yang bisa membenarkan tindak kekerasan itu. Unjuk rasa besar-besaran yang diikuti para pengguna rompi kuning pada itu berujung ricuh menelan korban jiwa dan ratusan orang luka-luka. Aksi ini berlangsung dua gelombang yakni di Prancis Timur pada 17 November dan di Paris pada 24 November.
Lantaran rusuh, polisi disebut terpaksa menembakkan gas air mata kepada sekitar 300,000 orang yang turun ke jalan selama kurang-lebih seminggu itu. Demo juga berdampak pada pendapatan harian para peritel turun 35 persen, menurut kelompok konsumen.
"Tidak ada alasan yang membenarkan bahwa pihak berwenang diserang, bisnis dijarah, orang yang lewat atau wartawan terancam atau bahwa Arc du Triomphe (monumen di dekat Istana Presiden Prancis) dicemari," tutur Macron.
Macron menuding para pelaku kericuhan dalam demo itu tidak menginginkan perbaikan, melainkan memang ingin membuat kekacauan.
Presiden yang masih berusia 40 tahun itu menyatakan agak menindak tegas pelaku kericuhan di demo 'rompi kuning'.
"Mereka akan diidentifikasi dan dibawa ke pengadilan untuk tindakan mereka. Saya akan selalu menghargai perdebatan dan saya akan selalu mendengarkan pertentangan tetapi saya tidak akan pernah menerima kekerasan," ucap Macron.
Sepulangnya dari Argentina, Macron akan mengadakan pertemuan dengan Perdana Menteri dan Menteri Dalam Negeri di Paris. Mereka akan menindaklanjuti demonstrasi dan kericuhan pada aksi itu. (ptj/rea)
https://ift.tt/2DXCQ8X
December 02, 2018 at 07:59PM from CNN Indonesia https://ift.tt/2DXCQ8X
via IFTTT
No comments:
Post a Comment