Namun bagi nelayan Peru, scallop dianggap sebagai nugget emas yang berharga mahal di dapur Eropa dan Amerika Utara.
Nelayan ini hanya perlu menyelam beberapa meter di Teluk Sechura, di lepas pantai barat laut Peru Pasifik dekat Ekuador. Kawasan ini adalah sumber dari 80 persen dari ekspor makanan laut Peru ke Prancis, Spanyol, Amerika Serikat, dan Kanada.
"Tuhan memberkati kita dengan teluk ini, sangat bagus untuk produksi kerang," kata nelayan Segundo Tezen kepada AFP.
Untuk memanen salah satu jenis kerang hermafrodit ini, penyelam harus bergantung pada selang terjun sepanjang 3-5 meter. Mereka memanen scallop dalam jaring yang kemudian diangkut ke permukaan.
Produksi scallop ini telah mengubah Peru menjadi negara adidaya kuliner.
"Ini adalah nugget emas di laut Peru," kata Wilmer Aguero, manajer perusahaan ekspor Cultimarine.
"Teluk Sechura dikenal sebagai salah satu produsen utama kerang di dunia."
Setiap harinya, sekitar 200 kapal membongkar 27 ton scallop di teluk Parachique, satu dari 20 teluk area produksi dan penyimpanan boga bahari ini.
Dari situ, scallop kemudian dibawa ke truk berpendingin dan dibawa ke pabrik pengolahan untuk dicuci, ditimbang, dikemas, dan dikirim ke perusahaan ekspor ke Paita.
"Negara-negara dengan permintaan terbesar adalah Prancis yang mengonsumsi scallop dengan koral, dan Amerika Serikat yang membeli banyak scallops," kata Isabel Viza, pemilik pabrik pengolahan di Sechura.
Untuk memanen scallop, butuh setidaknya sembilan bulan. Dalam kurun waktu tersebut, scallop sudah bisa dijual dengan harga US$6-11 per kilogramnya.
Menurut statistik resmi, setidaknya 18 ribu ton scallop dipanen dari Januari sampai September 2018.
Perhimpunan Industri Nasional mengatakan bahwa ekspor scallop menghasilkan US$56,1 miliar antara Januari sampai November. Pendapatan ini didapat dari ekspor 4.557 ton kerang.
Keuntungannya yang cukup besar dari ekspor ini memang terlihat menggiurkan. Padahal scallop si nugget emas ini termasuk industri baru di Peru dan baru baru dimulai 15 tahun lalu. (chs/chs)
http://bit.ly/2R404lF
December 31, 2018 at 08:38PM from CNN Indonesia http://bit.ly/2R404lF
via IFTTT
No comments:
Post a Comment