Berdasarkan kurs referensi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah di posisi Rp14.382 per dolar AS atau melemah dari kemarin di posisi Rp14.293 per dolar AS.
Di kawasan Asia, rupiah menjadi mata uang dengan pelemahan terdalam terhadap dolar AS. Pelemahan rupiah diikuti won Korea Selatan minus 0,77 persen dan renminbi China minus 0,41 persen.
Lalu, peso Filipina minus 0,33 persen, yen Jepang minus 0,2 persen, ringgit Malaysia minus 0,18 persen, dolar Singapura minus 0,16 persen, dan dolar Hong Kong minus 0,09 persen. Hanya baht Thailand yang berhasil berada di zona hijau dengan menguat 0,05 persen dari dolar AS. Sementara rupee India stagnan.
Begitu pula dengan mata uang utama negara maju, mayoritas bersandar di zona merah. Dolar Australia melemah 0,57 persen, dolar Kanada minus 0,19 persen, franc Swiss minus 0,16 persen, dan euro Eropa minus 0,06 persen. Namun, rubel Rusia mampu menguat 0,22 persen dan poundsterling Inggris 0,06 persen dari dolar AS.
Analis Monex Investindo Dini Nurhadi Yasyi mengatakan pergerakan rupiah bersama mayoritas mata uang Asia yang melemah terhadap dolar AS terjadi karena pasar mendadak pesimis dengan kondisi ekonomi ke depan.
Menurut dia, pasar khawatir lantaran proyeksi perekonomian untuk tahun depan belum ada perubahan, yakni kecenderungannya bakal lebih rendah ketimbang tahun ini.
"Hal ini langsung membuat beberapa mata uang bergerak liar, misalnya euro Eropa dan poundsterling Inggris yang tadinya menguat, langsung berbalik melemah tajam," katanya kepada CNNIndonesia.com, Rabu (5/12).
Lebih lanjut, ia bilang, kekhawatiran pasar kian menjadi lantaran meragukan sinyal perdamaian antara AS dengan China. Pasalnya, meski kedua pimpinan negara sepakat menangguhkan perang dagang, namun sejatinya belum juga ada kepastian damai, khususnya dari AS.
"Trump tidak bilang akan membatalkan secara gamblang, ini juga tidak mengindikasikan dia akan mengalah," terangnya.
Di sisi lain, ada sentimen dari sikap antisipasi pasar terhadap pengambilan keputusan suara dari parlemen Inggris terkait langkah keluarnya negara tersebut dari zona Uni Eropa (Britania Exit/Brexit).
"Ada kemungkinan ditunda sepihak. Kalau ini terjadi, dampaknya bukan hanya ke Inggris dan Uni Eropa, namun juga ke mata uang negara lain," ujarnya.
Dini melihat sejumlah sentimen ini masih akan berlangsung dalam beberapa hari ke depan. Dengan begitu, ia memperkirakan pergerakan rupiah akan tertekan pula. Proyeksinya, rupiah bergerak di kisaran Rp14.100-14.550 per dolar AS pada esok hari. (lav)
https://ift.tt/2PkZyu2
December 05, 2018 at 11:51PM from CNN Indonesia https://ift.tt/2PkZyu2
via IFTTT
No comments:
Post a Comment