"Kita minta wisatawan, warga pesisir pantai dan nelayan tidak melakukan aktivitas di laut, karena cukup membahayakan keselamatan jiwa," kata Kepala Seksi Data BMKG Serang, Tardjono, Rabu (2/1) dikutip dari Antara.
Gelombang tinggi itu terjadi akibat adanya tekanan rendah (1.000 hektopascal (hPa), 1.006 hPa, dan 1.008 hPa) di Perairan Utara Queensland, Samudera Hindia Selatan Jawa, dan Laut China Selatan.
Pola angin di wilayah Indonesia, lanjut dia, umumnya bergerak dari arah barat daya-barat laut dengan kecepatan angin berkisar antara 5 sampai 30 knot atau 30 Km per jam.Sementara kecepatan angin tertinggi terpantau di Perairan Selatan Jawa, Laut Natuna Utara, Selat Karimata, Laut Jawa, Perairan Kep Tanimbarp-Kei-Aru dan Laut Arafura.
Kondisi itu disebut mengakibatkan peningkatan tinggi gelombang di wilayah Perairan Indonesia, termasuk Perairan Banten Selatan dan Selat Sunda bagian Selatan.
"Kami berharap nelayan kecil tidak melaut karena bisa menimbulkan kecelakaan laut," katanya.Menurut Tardjono, tinggi gelombang laut 1,25 sampai 2,5 meter juga kemungkinan terjadi di Perairan Riau, Perairan Utara Sabang, Perairan Barat Aceh, Perairan Barat Pulau Simeulue, Perairan Enggano, Perairan Barat Lampung, Peraian Selatan Lombak hingga Sumba dan Perairan Selatan Rotte-Kupang.
Sementara, ketinggian gelombang 2,5 meter sampai 4 meter berpeluang di Perairan Selatan Jawa Barat hingga Bali Selatan, Bali bagian Selatan, Samudera Hindia Selatan Jawa Barat hingga NTB, Perairan Kepulauan Anambas dan Laut Natuna, Perairan Kepulauan Selayar - Sabalana dan Perairan Kepulauan Babar hingga Tanimbar.
"Kami minta pelaku pelayaran juga waspada gelombang tinggi itu," tutupnya. (arh/osc)http://bit.ly/2ArU4J6
January 02, 2019 at 05:49PM from CNN Indonesia http://bit.ly/2ArU4J6
via IFTTT
No comments:
Post a Comment