Aksi protes itu tersebar di sejumlah kota di Kolombia, di mana para demonstran mengibarkan bendera negara sambil meneriakkan slogan-slogan seperti "pembunuh pengecut" dan "hidup itu suci."
"Kami berdemonstrasi untuk menolak segala bentuk kekerasan, terhadap polisi atau pemimpin sosial," ujar seorang mahasiswa bernama Yeison Torres kepada AFP, Minggu (20/1).
"Sekelompok orang yang terlibat dalam penyelundupan narkoba, penculikan, dan peledakan jalur minyak tidak juga menunjukkan gelagat menginginkan perdamaian. Mereka malah meledakkan 20 anak muda?" ucap seorang demonstran, Amanda Ramirez.
Di Bogota, aksi demonstrasi rencananya diakhiri dengan ibadah untuk mengenang para korban yang rata-rata masih berusia antara 17 dan 22 tahun itu.
Tak hanya penduduk setempat, pejabat pemerintahan dan pemimpin oposisi juga ikut serta dalam unjuk rasa tersebut, berjalan bersama melintasi ibu kota Kolombia.
"Saya sangat hancur. Namun, saya juga mau keluar dan menghormati para pahlawan dan kenangan akan mereka, menolak kekerasan, menolak terorisme, dan berjalan bersama sebagai satu negara," tutur Presiden Ivan Duque.
Sejumlah demonstran terlihat langsung berlarian memeluk petugas kepolisian yang berjaga. (Reuters/Luisa Gonzalez)
|
Duque kemudian mengulangi kembali pernyataannya bahwa ia akan membatalkan perundingan damai dengan ELN yang digagas oleh pendahulunya, Juan Manuel Santos, pada 2017 lalu.
Perundingan damai ini digelar untuk mengakhiri pemberontakan ELN yang sudah berlangsung lebih dari lima dekade.
Salah satu draf kesepakatan yang dirancang berisi perjanjian untuk menjadikan ELN sebagai partai politik jika mereka setuju berdamai.
Namun dalam kampanyenya, Duque memberlakukan pendekatan keras terhadap ELN, termasuk dengan desakan agar kelompok itu membebaskan 17 sandera jika benar-benar ingin bernegosiasi.
Merasa dikhianati dengan insiden bom ini, Duque pun berkata, "Hari ini, Kolombia berkata kepada kalian, ELN, 'Cukup,' dan tak ada lagi terorisme. Kolombia bersatu untuk melawan kejahatan ini." (has)
http://bit.ly/2FCZw0a
January 21, 2019 at 01:33PM from CNN Indonesia http://bit.ly/2FCZw0a
via IFTTT
No comments:
Post a Comment