"Ya alhamdulillah," ucap Jokowi di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta Selatan.
Di pasar spot, rupiah bertengger di posisi Rp13.972 per dolar AS atau menguat 158 poin dari Rabu (30/1). Sementara kurs referensi Bank Indonesia (BI) menempatkan rupiah di posisi Rp14.072 per dolar AS.
Rupiah bahkan menjadi mata uang dengan penguatan paling tinggi di kawasan Asia. Penguatan rupiah diikuti won Korea Selatan 0,33 persen, peso Filipina 0,32 persen, ringgit Malaysia menguat 0,31 persen, yen Jepang 0,3 persen, yuan China 0,08 persen, baht Thailand 0,07 persen, dan dolar Singapura 0,07 persen.
Sementara rupee India dan dolar Hong Kong masing-masing melemah 0,06 persen dan 0,04 persen.
Begitu pula dengan mata uang negara maju yang berhasil bersandar di zona hijau. Euro Eropa menguat 0,33 persen, poundsterling Inggris 0,11 persen, franc Swiss 0,09 persen, dan dolar Kanada 0,08 persen.
Analis sekaligus Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan penguatan rupiah terjadi seiring dengan pelemahan dolar AS akibat kebijakan bank sentral AS, The Federal Reseve yang memutuskan untuk menahan bunga acuannya di rentang 2,25 persen hingga 2,5 persen.
Lebih lanjut, penguatan rupiah tak hanya ditopang sentimen eksternal, tetapi juga sentimen internal. Dari sisi eskternal, menurut dia, penguatan rupiah ditopang kebijakan Fed yang mempertahankan bunga acuannya dan kabar baik dari China soal laporan indeks manufaktur.
"Ini juga hari terakhir negosiasi AS dan China di Washington, sepertinya bakal ada kabar positif," katanya kepada CNNIndonesia.com.
Sementara sentimen internal berupa proyeksi BI soal surplus neraca pembayaran kuartal IV yang bisa mencapai US$5 miliar, salah satunya akibat defisit transaksi berjalan yang juga diperkirakan menyusut dibanding kuartal sebelumnya.
Ia memperkirakan rupiah besok masih berpeluang bergerak menguat ke posisi Rp13.940 per dolar AS dengan resistensi di Rp14.008 per dolar AS.
"Kurtal I ini memang rupiah kemungkinan besar akan lebih bagus, bisa saja ke Rp13.800 per dolar AS karena perang dagang ada kesepakatan dan ada keputusan soal Brexit," pungkasnya. (uli/agi)
http://bit.ly/2RvGlXH
February 01, 2019 at 12:27AM from CNN Indonesia http://bit.ly/2RvGlXH
via IFTTT
No comments:
Post a Comment