
Fadli menganggap Andi hanya sedang meminta konfirmasi. Sebab, sejak beredar di media sosial, Fadli juga mencurigai hal tersebut.
"Cuitan saudara Andi Arief setahu saya hanya minta itu untuk dicek. Jadi justru melakukan konfirmasi, dan saya kira tidak ada yang salah dengan hal itu," kata Fadli di kompleks parlemen, Jakarta, Jumat (4/1).
Alih-alih mempersoalkan cuitan Andi, Anggota Dewan Pengarah Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno ini justru kembali menyoroti daftar pemilih tetap (DPT).
Fadli meminta agar DPT hasil perbaikan jilid dua benar-benar diperiksa. Sebab, dia menilai potensi kerawanan daftar nama ganda atau invalid masih terbuka lebar melalui lemahnya sistem teknologi informasi (IT) KPU.
"Kalau mengenai yang itu (surat suara) kan bisa dicek karena itu menyangkut fisik. Tetapi yang kita perlu pastikan adalah IT KPU harus betul-betul bebas dari intervensi," ujarnya.
"Kami tidak mau lagi kejadian karena tidak ada proteksi yang kuat. Jadi masih ada waktu sekarang ini untuk memperkuat proteksi IT KPU dengan gunakan ISO 27001, sehingga betul-betul terjamin dan tidak bisa diintervensi oleh pihak manapun," ujarnya.
Informasi tujuh kontainer di pelabuhan Tanjung Priok berisi surat suara telah tercoblos kolom nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf pada Rabu (3/1) beredar dalam bentuk rekaman suara di grup-grup aplikasi WhatsApp.
Wasekjen Demokrat Andi Arief turut men-tweet melalui akun Twitternya @AndiArief_, meminta agar ada yang mengecek kebenaran informasi tersebut.
KPU dan Bawaslu lantas mengecek ke lokasi jelang tengah malam. Namun, KPU dan Bawaslu serta petugas Bea Cukai setempat tidak mendapati kontainer berisi surat suara.
http://bit.ly/2R4QAGZ
January 05, 2019 at 12:20AM from CNN Indonesia http://bit.ly/2R4QAGZ
via IFTTT
No comments:
Post a Comment