
Dalam misi tersebut, China diketahui mengerahkan robot penjelajah Yutu 2 dalam kurun 12 jam setelah Chang'e 4 mendarat di Bulan. Yutu 2 telah berjalan 186 km di permukaan Bulan.
Nama Yutu berasal dari nama kelinci peliharaan Dewi bulan Chang'e dalam mitologi China.
Dilansir Space, Yutu 2 akan menggelar investasi sains mendalam di sisi gelap bulan dengan membawa peralatan sains yang bisa menganalisa permukaan dan di bawah permukaan kawah Von Karnam dan Sout Pole-Aitken Ba.Tak hanya itu, misi kali ini juga turut membawa telur ulat sutra dan benih beberapa jenis tanaman, salah satunya kentang. Tim dalam misi kali ini menargetkan bisa mempelajari bagaimana kedua organisme ini tumbuh dan berkembang di lingkungan Bulan yang rendah gravitasi.
Misi Chang'e 4 tidak dapat memancarkan data langsung ke Bumi karena sisi tergelap bulan tidak menghadap ke Bumi. Oleh karena itu Chang'e akan bergantung pada satelit relay yang dinamakan Queqiao.
Dilansir dari The Guardian, misi ini akan melakukan serangkaian tes tanah dan pengukuran suhu untuk mengungkap asal-usul Bulan dan mengungkap keberadaan air di Bulan.Bulan sebelumnya dijelaskan secara teori lahir dari sebuah tabrakan dahsyat antara Bumi dengan objek antariksa lainnya. Serpihan-serpihan kecil akibat tabrakan ini kemudian yang akan membentuk Bulan.
Sisi terjauh bulan memang dikenal sebagai sisi gelap. Padahal secara harfiah sisi gelap ini tidak lebih gelap dari sisi Bulan yang berhadapan dengan Bumi.
Bulan berputar pada porosnya pada kecepatan yang persis sama dengan orbit Bumi, alhasil satu sisi tetap tidak terlihat. (jnp/evn)
http://bit.ly/2C3QB3I
January 05, 2019 at 12:21AM from CNN Indonesia http://bit.ly/2C3QB3I
via IFTTT
No comments:
Post a Comment