"Rusia menyatakan dukungannya kepada pemerintah Venezuela yang sah dalam konteks krisis politik domestik yang diprovokasi dari luar," kata Putin seperti dilansir AFP, Kamis (24/1).
Putin mengatakan bahwa setiap intervensi negara lain di Venezuela melanggar norma-norma dasar hukum internasional.
Maduro, menurut Rusia, berterima kasih terhadap Putin atas posisinya pada krisis yang sedang berlangsung.
Sebelum Putin, Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, menyatakan dukungannya bagi Nicolas Maduro.
"Presiden kami memberikan dukungan Turki kepada Presiden Venezuela Nicolas Maduro dan berkata, ' Saudaraku Maduro! Berdiri tegak, kami berdiri di samping Anda!" kata juru bicara Erdogan, Ibrahim Kalin, melalui akun Twitter pribadinya, Kamis (24/1).
Di antara negara-negara Amerika Latin dan Amerika Selatan, ada pula yang mendukung Maduro, seperti Meksiko dan Bolivia.
Inggris Dukung Oposisi
Inggris memutuskan untuk tak lagi mengakui Nicolas Maduro sebagai Presiden Venezuela yang sah. Pemerintah Inggris resmi mendukung pemimpin oposisi Juan Guaido yang sudah mendaklarasikan diri sebagai presiden sementara Venezuela.
"Inggris percaya Juan Guaido adalah orang yang tepat untuk membawa Venezuela maju," kata Menteri Luar Negeri Inggris Jeremy Hunt seperti dilaporkan AFP, Kamis (24/1)
Ingrris, kata Hunt, akan berada di barisan negara-negara yang yang sudah mendukung Guaido seperti Amerika Serikat, Kanada, Brasil, dan Argentina, Kolombia, Chile, dan Peru.
Guaido Dikecam Lakukan Kudeta
Menteri Pertahanan Venezuela Vladimir Padrino menuduh Juan Guaido melakukan kudeta dengan menyatakan dirinya bertindak sebagai presiden yang menentang Presiden Nicolas Maduro.
Padrino mengatakan Guaido, presiden Majelis Nasional yang dikendalikan oposisi, sedang mencoba kudeta "melawan demokrasi, terhadap konstitusi kita, terhadap Presiden Nicolas Maduro: presiden yang sah."
Tidak mungkin bagi Turki untuk menyetujui perkembangan di Venezuela, Presiden Turki Tayyip Erdogan mengatakan pada hari Kamis, menambahkan bahwa dia percaya rakyat Venezuela akan terus mendukung Presiden Nicolas Maduro.
Kisruh yang berujung 'kudeta' ini sebenarnya bermula ketika Venezuela menggelar pemilihan umum pada 20 Mei 2018. Saat itu, popularitas Maduro terpuruk di tengah protes masyarakat yang menganggapnya gagal membawa Venezuela keluar dari krisis.
Rentetan protes terus bergulir hingga kini, dengan dukungan dari berbagai pejabat tinggi negara-negara lain, termasuk Presiden AS, Donald Trump, dan wakilnya, Mike Pence.
Setidaknya 13 orang dilaporkan tewas dalam dua hari demonstrasi besar-besaran melawan Maduro, Senin pekan ini. Di hari yang sama, 27 personel militer ditahan otoritas Venezuela karena menyatakan keinginan membelot.
Di tengah kisruh ini, pemimpin Majelis Nasional, Juan Guaido, mendeklarasikan diri sebagai presiden interim Venezuela dan langsung mendapatkan dukungan dari Trump dan sejumlah pemimpin negara Amerika Latin lainnya.
Menurut Trump, Majelis Nasional pimpinan Guiado adalah satu-satunya lembaga pemerintah yang sah pilihan rakyat Venezuela. Sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa meminta Venezuela menggelar dialog untuk menghindari krisis politik.
(dal/DAL)http://bit.ly/2FMfN2K
January 25, 2019 at 07:10AM from CNN Indonesia http://bit.ly/2FMfN2K
via IFTTT
No comments:
Post a Comment