Cerita itu disampaikan Hasto saat berkunjung ke Dewan Pimpinan Wilayah Partai Persatuan Pembangunan DKI Jakarta.
"Ibu mengatakan, 'Pak Hamzah Haz mohon maaf, kita ini dijodohkan, dikawinpaksakan oleh MPR'," kata Hasto di Jakarta, Minggu (20/1).
Namun, kata Hasto, momen itu jadi titik awal hubungan harmonis PDIP dan PPP. Hubungan itu terjadi berkat Megawati teringat ucapan Sukarno bahwa presiden dan wakil presiden adalah dwitunggal.
Meski memiliki latar belakang politik berbeda, keduanya menjadi satu komando yang dapat menggerakkan rakyat. Sebab itu, Megawati bertekad untuk bekerja bersama secara serius dengan Hamzah.
"Kalau saya mau ambil keputusan sebagai presiden, sebelum palu saya ketok, kalau Pak Hamzah tidak setuju, tolong saya dikasih kode dengan cara memegang tangan saya," kata Hasto kembali menirukan Mega.
Sejak saat itu, ujar Hasto, Megawati dan Hamzah jadi pemimpin dwitunggal. Namun perjuangan mereka terhenti di 2004 saat dikalahkan SBY-JK dalam Pilpres langsung pertama.
Hasto berharap dengan hubungan harmonis itu, PPP bisa membantu PDIP dalam memperjuangkan Jokowi, khususnya di Jakarta. Sebab PPP selalu memenangi suara di Jakarta saat Orde Baru.
"Ketika Pak Harto kuat-kuatnya, di Jakarta saat itupun dikuasai PPP. Maka PDIP akan kualat jika kita tidak bersilaturahim dengan PPP," ucap dia.
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto. (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)
|
Di kesempatan yang sama, Koordinator Daerah DKI Jakarta Timur PPP Matnoor Tindoan menyambut positif ajakan Hasto. PPP akan berusaha mengamankan pemilih muslim di Pemilu 2019.
"Sudah kita lakukan saya bekerja tanpa spanduk, bekerja door to door," kata Matnoor. (dhf/sur)
http://bit.ly/2T3Qexf
January 21, 2019 at 12:00AM from CNN Indonesia http://bit.ly/2T3Qexf
via IFTTT
No comments:
Post a Comment