Pantauan CNNIndonesia.com pada Rabu (9/1) siang, tidak ada warga yang berkerumun di sekitar rumah Agus layaknya ketika ada suatu peristiwa. Rumah-rumah tetangga Agus juga terlihat tertutup rapat, seolah tak berpenghuni.
Beberapa tetangga yang tinggal di sekitar rumah pun coba untuk ditemui. Namun, tidak ada yang menyahut. Tidak diketahui apakah pemilik rumah enggan menerima tamu atau sudah pergi meninggalkan kediamannya siang ini.
Ada seorang tetangga yang berhasil CNNIndonesia.com temui. Namun, sosok yang rumahnya persis berada di sebelah kediaman Agus itu enggan diwawancara. Ia memilih menutup pintu pagar lalu segera masuk ke dalam rumahnya.
Hingga pukul 13.30 WIB, jalan menuju rumah Agus diportal. Kendaraan tidak bisa mengarah melewati depan rumah Agus. Tidak ada kendaraan yang bisa berlalu-lalang. Tetangga yang melewati rumah Agus dengan jalan kaki pun sangat jarang.
Rumah Agus yang kondisinya tampak sedang direnovasi itu tidak dipasangi garis polisi. Tidak ada pula penjagaan ketat baik dari petugas polisi maupun keamanan setempat. Meskipun begitu, rumah tersebut sempat didatangi petugas polisi dari laboratorium forensik.
Petugas polisi dari Laboratorium Forensik mendatangi rumah Ketua KPK Agus Rahardjo untuk menggali keterangan dan mengumpulkan bukti soal teror bom palsu, 9 Januari 2019. (Detikcom/Isal Mawardi)
|
Seperti dikutip dari Antara, petugas itu memeriksa seluruh bagian rumah Agus dari lokasi parkiran, lantai dasar, dan lantai dua.
Dua kamera pengawas (CCTV) yang terpasang di sekitar pagar rumah Agus dan menyorot langsung ke lokasi penemuan bom palsu itu tak luput dari pemeriksaan polisi. Sejumlah benda yang diduga barang bukti kejadian nampak diangkut menuju mobil Tim Puslabfor Polri.
Menurut penuturan salah seorang warga yang tinggal agak jauh dari kediaman Agus, polisi sudah mendatangi lokasi sejak pukul 06.30 WIB. Namun, dia tidak mengetahui pasti detail kejadian dan bom yang dimaksud.
Sementara itu, di Jakarta, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo mengatakan semua elemen yang ada di dalam benda diduga bom tersebut tidak dirakit, sehingga tidak mungkin menimbulkan ledakan.
"Kabel-kabelnya tidak berkaitan, tidak ada detonator. Jadi fake bomb itu," kata Dedi di Mabes Polri, Jakarta Selatan pada Rabu.
Namun, lain halnya dengan apa yang terjadi di rumah Agus, rumah Wakil Ketua KPK Laode M Syarif mendapatkan teror bom molotov. Botol berisi spiritus dan minyak itu sempat meledak dan membakar sebagian kecil tembok rumah Laode.
(bmw/kid)http://bit.ly/2FeQK8d
January 09, 2019 at 09:50PM from CNN Indonesia http://bit.ly/2FeQK8d
via IFTTT
No comments:
Post a Comment