Adalah sang ayah yang memperkenalkan Teddy pada musik. Bahkan saat tinggal di Ambon, terdapat studio dalam rumah Teddy, yang dipakai saat ayahnya latihan band, atau lebih tepat dibilang band keluarga karena semua anggota keluarga merupakan personel.
"Gua diceritakan, katanya waktu kecil hal pertama yang gua lakukan setelah bangun tidur ambil stik drum lalu main. Jadi emang tumbuh besar di keluarga yang musik," kata Teddy saat berkunjung ke kantor CNNIndonesia.com beberapa waktu lalu.
Tak ada alasan bermakna mengapa Teddy menyukai drum. Saat kecil ia hanya merasa bahwa drum adalah alat musik yang keren, dan pastinya terlihat keren bila memainkan. Ia pun sering mengajak temannya ke studio untuk latihan.
Selain keluarga, lingkungan Ambon yang lekat dengan musik perlahan membentuk Teddy. Setiap Kota Ambon ulang tahun, ada satu tradisi acara bernama Baris Empang. Pada acara itu terdapat perlombaan tari modern.
Bukan hanya menari, Teddy dan teman-taman sepantarannya kerap tampil sembari membawa boombox yang digendong di pundak. Kala itu mereka kerap memutar musik soul dan R&B, salah satunya adalah K-Ci & JoJo. Terkadang mereka memutar Michael Jackson untuk menirukan gaya moonwalk.
"Itu yang mempengaruhi gua banget sih sebagai orang Ambon. Orang Ambon kalau ngomong 'woi' aja terasa groove gitu," kata Teddy mengenang masa kecil.
Seiring berjalannya waktu, Teddy terus menjadi pemain drum dalam band sampai Sekolah Menengah Atas (SMA). Pada suatu hari saat manggung vokalis bandnya sakit, sehingga ia yang harus berada di depan mic lantaran dorongan kawan-kawannya yang menyadari dirinya memiliki vokal bagus.
Teddy Adhitya di Music at Newsroom. (CNN Indonesia/Bisma Septalisma)
|
Sebenarnya, kata Teddy, ia sadar kalau bisa bernyanyi. Ia mengaku sangat sering bernyanyi di kamar mandi. Tapi saat itu ia belum percaya diri untuk tampil sebagai vokalis. Perlahan tapi pasti, Teddy mengumpulkan kepercayaan diri dan belajar untuk menjadi vokalis.
Pembelajaran itu dimulai pada 2008 saat lulus SMA. Kala itu, ia diajak Andre Hehanusa menjadi suara latar. Andre menawarkan Teddy untuk membuat album sebagai penyanyi solo. Tetapi, saat itu pria kelahiran 1997 ini masih belum yakin.
"Gua saat ini mikir, gua jadi penyanyi solo ngerti apa. Lalu gua bilang ke diri sendiri kalau gua akan belajar punya album solo saat usia gua 25 tahun, ya sekitar tahun 2017," kata Teddy.
Menjadi suara latar memberikan pelajaran dasar yang sangat penting untuk seorang vokalis. Yang paling penting adalah belajar harmonisasi vokal dan mengurangi ego sendiri saat nyanyi bersama. Ia sangat bersyukur sempat menjadi suara latar.
Sempat berkuliah pada 2010, namun hanya berlangsung sampai 2015. Teddy memutuskan berhenti karena merasa kuliah bukan jalan hidup, jalan hidupnya hanya musik. Ia pun meminta izin kepada orang tua untuk berhenti kuliah dan mendapat dukungan.
"Gua mikir gua kuliah dan dapet ijazah, nanti bisa melamar kerja kalau gagal di musik. Tapi kalau enggak punya ijazah, gua akan fokus dan mati-matian di musik," kata Teddy.
Di tahun yang sama saat berhenti kuliah, ia sempat bermain dengan Barry Likumahuwa. Dari situ ia belajar bagaimana proses rekaman di studio. Ia juga mendapat ilmu tentang aransemen lagu.
Selain itu ia juga membentuk band bernama Blotymama yang beraliran R&B. Bisa dikatakan Blotymama adalah puncak dari pembelajaran Teddy, semacam ujian akhir sekolah. Ia merasa tugasnya sebagai musisi dalam format band usai setelah Blotymama merilis album.
"Gue mulai menulis lagu itu akhir tahun 2015, pertengahan 2016 tahun mulai masuk studio untuk rekaman dan lain-lain. Ya bikin album kan butuh waktu (sembari menggesek telunjuk dan jempol yang berarti uang)," kata Teddy sembari tertawa kecil.
Teddy merilis single perdana bertajuk In Your Wonderland pada Januari 2016. Sentuhan soul dan RnB terasa sangat kental pada lagu itu. Juga pada single kedua bertajuk Let Me.
Suara Teddy yang cukup tinggi dan empuk terasa cocok dengan genre soul dan R&B. Dengan kualitas yang dimilikinya, ia layak menjadi penyanyi solo.
Barulah pada Februari 2017 ia merilis album perdana bertajuk Nothing Is Real. Produksi album itu ia kerjakan sendiri sehingga terasa 'sangat-Teddy'. Hanya Anugerah Swastadi yang membantu sebagai co-produser.
Album tersebut berisikan sembilan lagu yang semua bernuansa RnB dan soul. Teddy mengaku, entah bagaimana lagu buatannya selalu mengarah ke kedua genre itu.
"Bahasa tengil-nya bukan gua yang pilih R&B and soul, tapi R&B and soul yang pilih gua. Karena dari kecil tumbuh di lingkungan yang penuh dengan genre itu, musik-musik di angkot saja R&B and soul," kata Teddy, mengungkapkan keheranannya.
Teddy melanjutkan, "Terus bokap gua juga seringnya dengerin Billie Holiday dan Marvin Gaye. Jadi pas gua gede, tone suara gua udah ngarah-ngarah ke genre itu. Apa yang gua serap dari kecil jadi fondasi."
Musik R&B dan soul ala Teddy Adhitya bisa disaksikan CNNIndonesia.com Music At Newsroom pada Rabu (30/1) secara streaming pukul 14:00 WIB. (adp/rea)
http://bit.ly/2sJYfvz
January 24, 2019 at 10:16PM from CNN Indonesia http://bit.ly/2sJYfvz
via IFTTT
No comments:
Post a Comment