Di kawasan Asia, pelemahan rupiah ditemani oleh peso Filipina sebesar 0,2 persen dan won Korea Selatan sebesar 0,35 persen. Sementara itu, yen Jepang, ringgit Malaysia, dan Dolar Singapura tercatat menguat sebesar 0,19 persen, 0,02 persen, dan 0,03 persen.
Sementara mata uang utama negara maju bergerak variasi. Rubel Rusia melemah 7,12 persen, poundsterling Inggris melemah 0,09 persen, dan dolar Kanada minus 0,05 persen.
Analis Monex Investindo Dini Nurhadi Yasyi mengatakan hari ini pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan stabil di kisaran Rp14.280 hingga Rp14.050 per dolar AS. Secara teknikal, level Rp14.180 dianggap cukup kuat.
Hanya saja, pergerakan rupiah hari ini akan dipengaruhi dari antisipasi data Produk Domestik Bruto (PDB) China yang dirilis pada pukul 09.00 waktu setempat. Jika pertumbuhan ekonomi melambat, artinya itu bisa menjadi sentimen negatif terhadap rupiah.
Adapun, pertumbuhan ekonomi China di kuartal IV 2018 diperkirakan melambat di angka 6,4 persen. </span>"Tentu lihat reaksi pasarnya dulu. Tapi, kalau dari rupiah masih ada kecenderungan menguat. Kalau memang menunjukkan perlambatan bisa jadi sentimen negatif juga untuk rupiah," ujar Dini kepada CNNIndonesia.com, Senin (21/1).
Meski demikian, tetap ada angin segar dari pertemuan China dan AS terkait perang dagang pada 30 hingga 31 Januari mendatang. "Ini sentimen positif sebenarnya," pungkas dia.
(glh/agt)http://bit.ly/2RDiEBj
January 21, 2019 at 04:11PM from CNN Indonesia http://bit.ly/2RDiEBj
via IFTTT
No comments:
Post a Comment