Kemudian lewat akun Instagram-nya, Nur Arifin mengabarkan selama itu ia dalam perjalanan ke Eropa kurun maktu 11-19 Januari 2019.
Terkini, Nur Arifin terlihat sudah kembali beraktivitas di Trenggalek. Ia terpantau menghadiri Istighotsah Ijazahan Kubro bersama Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ma'ruf Amin yang digelar di Stadion Menak Sopal, Trenggalek, Jawa Timur, Selasa (22/1).
Istighosah itu turut dihadiri ribuan warga dan para santri di sekitar Trenggalek meski diguyur hujan deras sejak Selasa pagi. Kondisi hujan pun tak menyurutkan antusiasme warga untuk hadir dan beristighosah.
Mereka tampak mengenakan pakaian serba putih menggunakan payung berwarna-warni agar terhindar dari basah air hujan.
Ma'ruf sendiri tampak hadir mengenakan jas abu-abu lengkap dengan surban, sarung, dan peci hitam. Sedangkan Wakil Bupati Trenggalek, Nur Arifin mengenakan kemeja berwarna hijau dengan logo GP Ansor di sisi lengan sebelah kiri dan peci hitam.
Mar'ruf berharap Istighosah Ijazahan Kubro itu bisa membawa keberkahan bagi seluruh pihak.
Ma'ruf pun lantas membacakan kitab-kitab karya Syekh Muhammad Nawawi al-Jawi al-Bantani dalam istigasah tersebut.
"Sesuai permintaan untuk memberikan ijazah kubro, maka saya sampaikan secara keseluruhan," kata cawapres nomor urut 01 tersebut seperti keterangan yang dikutip dari Tim Kemenangan Nasional (TKN) Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin.
Cawapres nomor urut 01 Ma'ruf Amin hadir dalam dalam Istighosah Ijazahan Kubro, Trenggalek, 22 Januari 2019. (Dok. TKN Jokowi-Ma'ruf)
|
Pengasuh Pesantren Lirboyo, Anwar Iskandar menjelaskan kedatangan Ma'ruf merupakan berkah untuk wilayah Jawa Timur. Sebab, kata dia, Ma'ruf merupakan cicit Imam Besar Masjidil Haram, Syekh Nawawi Al Bantani.
"Pelajaran tentang Islam moderat, pelajaran tentang nilai-nilai nasionalisme dan kebangsaan. Mayoritas ilmu yang kita dapatkan itu antara lain bersumber dari kakek buyutnya Kiai Ma'ruf," kata Anwar.
istighosah Ijazahan Kubro itu turut dihadiri sejumlah sesepuh Nahdlatul Ulama di Jawa Timur seperti Nurul Huda Djazuli, Zainudin Djazuli dari Pesantren Ploso (Kediri). Selain itu, tampak juga hadir Ketua Tim Kampanye Daerah Provinsi Jawa Timur Mahfud Arifin.
Nur Arifin sebelumnya tak diketahui keberadaannya. Bahkan, Bupati Trenggalek Emil Dardak pun tidak mengetahui kabar wakilnya itu.
Kepala Pusat Penerangan Kementerian Dalam Negeri Bahtiar Baharuddin bahkan menyatakan pihaknya mengirimkan surat ke Gubernur Jawa Timur Soekarwo untuk merespons hal tersebut.
Kata Bahtiar, Kemendagri hanya mengetahui 'hilangnya' Nur Arifin itu sebagai tindakan meninggalkan tugas selaku pimpinan daerah.
Bahtiar mengatakan pengiriman surat itu didasari pada peraturan perundang-undangan terkait larangan kepala daerah dan wakil kepala daerah diatur dalam UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
"Bagi kepala daerah dan/atau wakil kepala daerah dikecualikan dari meninggalkan tugas dan wilayah kerja lebih dari 7 (tujuh) hari berturut-turut atau tidak berturut-turut dalam waktu 1 (satu) bulan tanpa izin menteri untuk gubernur dan wakil gubernur serta tanpa izin gubernur untuk bupati dan wakil bupati atau wali kota dan wakil wali kota, jika dilakukan untuk kepentingan pengobatan yang bersifat mendesak," ujar Bahtiar mengutip Pasal 76 ayat 1 huruf j seperti dikutip dari situs Kemendagri, Selasa (22/1).
Selanjutnya, ia terangkan, persoalan tersebut memiliki konsekuensi dikenai sanksi secara bertahap sebagaimana diatur dalam Pasal 77 ayat (3), ayat (4), dan ayat (5) UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
Setelah lama tak ada kabar, Nur Arifin memberi klarifikasi selama ini dia berada di Eropa. Lewat akun Instagram-nya, Arifin mengaku melakukan perjalanan di Eropa dari 11-19 Januari.
"Terimakasih untuk para cendekiawan Indonesia yang beruntung menjadi sebagian kecil masyarakat Indonesia yang bisa "study overseas", salah satunya @ratihtwi wanita asal Trenggalek yang membukakan mata saya akan optimisme Trenggalek kedepan," ucap dia seperti dikutip dari akun Instagramnya yang diposting pada Selasa pagi.
Dia menjalaskan perjalanannya itu bukan dalam rangka dinas melainkan inisiatif pribadi dan biaya sendiri.
"Saya sadar bukan siapa-siapa dan tidak punya kemampuan apa-apa untuk membawa perubahan. Tetapi bertemu mereka dan melihat dunia luar memberi tambahan energi untuk saya. Dan saya percaya silaturahmi dengan mereka bisa memberikan manfaat untuk Indonesia ke depan."
(rzr/kid)http://bit.ly/2T7ZG2u
January 22, 2019 at 10:50PM from CNN Indonesia http://bit.ly/2T7ZG2u
via IFTTT
No comments:
Post a Comment