Sebenarnya model kereta cepat MRT ini kata Jokowi telah direncanakan sejak 26 tahun lalu. Namun tak ada satupun gubernur di masa-masa itu yang mau menyetujui pembangunannya lantaran dari hasil hitung-hitungan pembangunan MRT dan LRT akan mengalami kerugian.
"Waktu jadi gubernur kita memutuskan yang namanya MRT, kenapa karena ini sudah 26 tahun direncanakan, kenapa tidak segera diputuskan karena dari itung-itungan selalu rugi sehingga tidak berani [meneken] sampe 26 tahun lamanya," kata Jokowi di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (10/2).Namun, kata Jokowi, dia nekat mengambil keputusan untuk membangun moda transportasi berbasis rel yang rencananya akan dioperasikan pertengahan Maret itu.
Sebab jika terus-menerus berhitung untung rugi maka pastinya MRT tak akan pernah bisa dibangun di Indonesia. Padahal, kerugian akibat macet justru lebih besar jika dibandingkan dengan kerugian membangun MRT.
"Kalau pemerintah negara berhitung untung rugi pasti kita tidak akan pernah bangun MRT. Kita harus bicara masalah ekonomi makro. Pada saat jadi Gubernur kerugian negara karena macet itu kehilangan Rp65 triliun," katanya.Lebih lanjut, Jokowi juga mengaku tak pernah merasa takut dengan semua keputusan politik yang dia ambil selama ini. Seperti saat membubarkan Petral, hingga meneken pembangunan MRT.
"Tidak ada rasa takut pun di hati saya dalam setiap memutuskan keputusan politik," katanya.
(tst/arh)
http://bit.ly/2E48q4I
February 11, 2019 at 07:28AM from CNN Indonesia http://bit.ly/2E48q4I
via IFTTT
No comments:
Post a Comment