"Itu malah sangat prioritas pimpinan jilid IV, sejak bulan pertama masuk KPK," kata Saut saat dihubungi CNNIndonesia.com.
Saut enggan membahas lebih jauh terkait perkembangan dugaan korupsi Petral. Ia hanya menegaskan bahwa penyelidikan kasus tersebut tidak pernah berhenti.
"Sabar, jangan buru-buru, ada perkembangan nanti publik diberi tahu," kata Saut.
Pada November 2015 silam PT Pertamina (Persero) Tbk telah mengirim hasil audit forensik Petral ke KPK. Audit terhadap Petral itu dilakukan oleh perusahaan audit asal Australia, Kordamentha dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
Penyerahan audit tersebut dilakukan untuk melihat potensi pelanggaran hukum di dalam pengadaan minyak mentah dan bahan bakar minyak (BBM) impor yang dilakukan Petral dan anak usaha Pertamina Energy Service Pty Ltd (PES) dan Zambesi Ltd pada periode 2012-2015.
KPK mengatakan telah menerima audit tersebut. Bahkan lembaga antirasuah itu pun langsung membuka penyelidikan terhadap dugaan korupsi di tubuh Petral.
Namun, setelah tiga tahun lebih kasus tersebut dibuka oleh KPK belum ada perkembangan. Bahkan hingga kini belum ada penetapan tersangka terkait dugaan korupsi di tubuh Petral ini.
Wakil Ketua KPK Saut Situmorang memastikan kasus Petral akan segera diungkap. (CNN Indonesia/Andry Novelino)
|
Koordinator Indonesia Corruption Watch (ICW) Adnan Topan mempertanyakan lamanya pengusutan dugaan korupsi di oleh KPK. Pasalnya kasus tersebut sejak 2015 masih dalam tahap penyelidikan dan belum meningkat status hukumnya.
Topan mengatakan KPK seharusnya sudah memiliki alat bukti yang cukup lantaran sudah memiliki hasil audit dari perusahaan yang dibubarkan Presiden Joko Widodo pada 2015 lalu untuk meningkatkan status hukum kasus ini.
"Kemudian memang jelas dari hasil audit bagaimana praktik Petral siapa yang kendalikan apa permainannya segala macamnya ada," kata Adnan kepada CNNIndonesia.com, Senin (18/2).
Menurut Adnan dengan hasil audit itu KPK seharusnya dapat dengan mudah mengusut dugaan korupsi Petral. Namun dengan kondisi seperti ini, dia khawatir KPK takut dalam mengusut kasus ini.Kekhawatiran ini lantaran terdapat orang-orang penting yang terlibat dalam kasus ini. Sayangnya, Adnan enggan membeberkan siapa orang-orang penting dimaksud.
"Kalau asumsi saya KPK memang berhitung, bukan karena alat buktinya tidak ada, tapi yang kita khawatirkan KPK tidak cukup kuat secara politik sehingga tidak mau menangani kasus itu," ucap Adnan.
Kasus Petral kembali mengemuka setelah mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said mengungkit masalah audit Petral. Dia mengungkap Jokowi pernah memintanya menunda melaporkan keganjilan audit Petral kepada KPK.
Sudirman mengatakan hasil audit terhadap Petral, usai dibubarkan 2015, sudah selesai. Namun, kata Sudirman, ketika itu hasil audit tak langsung ditindaklanjuti KPK karena ditahan oleh Jokowi melalui perantara.
Sudirman sendiri saat ini berada di kubu pasangan nomor urut 02 Prabowo-Sandi sebagai Direktur Materi Debat Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi. (sah/osc)
http://bit.ly/2GNjwwM
February 19, 2019 at 03:52AM from CNN Indonesia http://bit.ly/2GNjwwM
via IFTTT
No comments:
Post a Comment