"Saya melihat Pak Prabowo agak bingung dengan narasi besarnya. Lebih suka berputar dalam narasi-narasi besar," ujar Bawono dalam diskusi 'Debat Pilpres Kedua, Siapa Paling Memikat?' di Tjikini Lima Resto, Jakarta, Senin (18/2).
Narasi besar yang dimaksud adalah paparan Prabowo soal pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945, pendekatan kerakyatan, kemandirian, hingga swasembada energi.
Menurut Bawono, Praboow gagal menjelaskan narasi besar itu sehingga hanya terkesan sebagai retorika oleh sejumlah pihak.Bawono juga menyinggung soal pemahaman Prabowo soal istilah unicorn dalam dunia bisnis digital. Ia menyayangkan kekhawatiran Prabowo akan kemungkinan banyak uang lari ke luar negeri terkait bisnis e-commerce.
Kata Bawono, Prabowo seharusnya bisa mengeksplorasi jawabannya agar publik memahami maksudnya atas bisnis digital. Misalnya, kata dia, membatasi kuota barang impor yang dijual oleh sejumlah start up bisnis digital di Indonesia agar barang karya anak bangsa bisa lebih dominan.
"Tapi Pak Prabowo tidak mengeksplore itu. Saya melihat Pak Prabowo terjebak pada narasi besar sehingga beberapa kesempatan meletakkan mic," ujarnya.Pengamat politik Emrus Sihombing menilai Prabowo tidak dalam kondisi yang nyaman usai Jokowi menyinggung soal kepemilikan lahan. Ia berkata langkah Jokowi membeberkan aset lahan yang dimiliki Prabowo sangat menohok.
"Saya tidak menyangka Pak Jokowi menyampaikan lontaran komunikasi yang menurut saya sangat telak bagi Prabowo. Karena setelah itu Prabowo kelihatannya tidak lagi dalam situasi yang nyaman karena langsung menohok," ujar Emrus.
Emrus menilai pernyataan Jokowi soal lahan milik Prabowo hal yang lumrah. Selama berdasarkan data, Emrus menyebut Jokowi dapat menggunakan itu saat debat.
"Sepanjang itu data dan fakta silakan saja. Kecuali itu tidak fakta. Karena ketika itu dilontarkan, Pak Prabowo tidak menyangkal," ujarnya.Emrus pun menyarankan tim sukses Prabowo untuk lebih rajin memberi masukan agar dalam debat selanjutnya calon presiden nomor urut 02 itu lebih tanggap menjawab.
"Secara keseluruhan bahwa perdebatan itu saya pastikan dimenangkan oleh Joko Widodo. Kalau diskor, lewat penilaian subjektif minimal 3-2. Kalau akademik saya harus buat indikatornya," ujar Emrus. (jps/wis)
http://bit.ly/2GRk8kX
February 19, 2019 at 04:12AM from CNN Indonesia http://bit.ly/2GRk8kX
via IFTTT
No comments:
Post a Comment