Defisit perdagangan AS meningkat ditengah upaya proteksionis Presiden AS Donald Trump untuk melindungi manufaktur AS dari apa yang menurutnya merupakan persaingan yang tidak adil. Trump yang menjuluki dirinya sebagai 'The Tariff Man' dalam kampanye sebagai presiden berjanji untuk mengurangi defisit dengan menutup impor yang dinilai tak adil dan menegosiasikan ulang perjanjian perdagangan bebas.
Departemen Perdagangan AS menyebut kenaikan defisit perdagangan barang sebesar 12 persen pada Desember berkontribusi pada defisit perdagangan barang yang secara keseluruhan pada tahun lalu mencapai US$891 miliar. Sementara secara keseluruhan, defisit perdagangan melonjak 12,5 persen mencapai US$621 milliar, terbesar sejak 2008.
"Defisit perdagangan meledak tahun lalu meskipun ada upaya pemerintahan Trump untuk membuat Amerika hebat lagi, dan tren itu sepertinya tidak akan membaik pada 2019," kata Kapala Ekonom MUFG Chris Rupkey.
Gedung Putih berpendapat bahwa mengurangi defisit perdagangan akan mendorong pertumbuhan ekonomi tahunan sesuai target sebesar 3 persen secara berkelanjutan. Pemerintah juga berusaha merangsang ekonomi dengan paket pemotongan pajak senilai US$1,5 triliun, yang mendorong pengeluaran konsumen dan bisnis dan meningkatkan impor barang ke rekor US$2,6 triliun pada 2018.
Amerika Serikat tahun lalu mengenakan tarif barang senilai US$ 250 miliar yang diimpor dari China. Beijing kemudian membalas dengan mengenakan bea atas produk-produk Amerika senilai US$110 miliar, termasuk kedelai dan komoditas lainnya. Namun, Trump telah menunda tarif impor Tiongkok senilai US$200 miliar karena negosiasi untuk menyelesaikan perang dagang tengah berlanjut.
Para pengusaha AS kemungkinan menimbun impor untuk mengantisipasi bea lebih lanjut pada barang-barang Cina, yang ironisnya berkontribusi terhadap penurunan defisit perdagangan tahun lalu.
Defisit perdagangan barang dengan China meningkat 11,6 persen ke level tertinggi sepanjang masa, yaitu US$ 419,2 miliar pada 2018. Amerika Serikat, yang juga menampar bea impor baja, aluminium, panel surya, dan mesin cuci, mencatat impor dari 60 negara pada 2018, dipimpin oleh China, Meksiko dan Jerman.
"Mungkin Donald Trump sekarang akan menemukan bahwa tweets dan bluster saja tidak akan secara dramatis mengecilkan defisit perdagangan. Kebijakan fiskal pemerintah telah membantu meningkatkan defisit perdagangan," kata Scott Paul, presiden dari Alliance for American Manufacturing di Washington.
Sementara ekspor barang mencapai rekor US$1,7 triliun pada 2018. Ekspor AS terus menurun dalam tiga bulan terakhir tahun ini, dibebani oleh perselisihan perdagangan AS-Cina, melambatnya permintaan global dan dolar yang kuat, yang membuat barang-barang buatan Amerika kurang kompetitif di pasar internasional. (Reuters/agi)
https://ift.tt/2NNbrcX
March 08, 2019 at 01:22AM from CNN Indonesia https://ift.tt/2NNbrcX
via IFTTT
No comments:
Post a Comment