Managing Director Lion Air Group Daniel Putut Kuncoro mengatakan pihaknya memiliki dua pesawat Boeing 737 Max 9 di bawah perusahaan Thai Lion Air. Untuk hari ini, pesawat itu masih beraktivitas normal.
"Thailand memberlakukan larangan terbang. Hari ini masih terbang pesawat Max nya," ucap Daniel, Rabu (13/3).
Keputusan larangan terbang sementara merupakan respons pemerintah Thailand atas jatuhnya pesawat Boeing jenis 737 Max 8 milik Ethiopian Airlines di Etiopia pada Minggu (10/3) kemarin. Beberapa bulan sebelumnya, jenis pesawat yang sama milik Lion Air juga jatuh di Karawang.
Sikap Thailand menambah daftar panjang negara yang melarang penerbangan sementara Boeing 737 Max sejak terjadi kecelakaan akhir pekan lalu. China menjadi negara pertama yang memboikot operasional pesawat tersebut.
Tak berselang lama, Indonesia dan Etiopia mengikuti langkah China untuk melakukan inspeksi lebih lanjut terhadap Boeing 737 Max 8 yang dimiliki maskapai penerbangan masing-masing negara.
Bahkan, beberapa negara seperti Singapura, Turki, dan Hong Kong melarang pesawat Boeing 737 Max 8 melintas di wilayah udara mereka. Saham Boeing pun terus anjlok sejak tragedi ini.
Sebelum kecelakaan di Etiopia terjadi, saham perusahaan yang tercatat di New York Stock Exchange (NYSE) ini masih bertengger di level US$422,42 per saham. Kini, saham Boeing melorot sampai ke level US$384,7 per saham pada pembukaan Rabu (13/3).
Atas kejadian ini, Lion Air Group juga sudah melakukan negosiasi ulang dengan Boeing untuk menangguhkan pengiriman pesanan Boeing 737 Max 8 dan 9 tahun ini. Sebelumnya, perusahaan sudah berkomiten untuk membeli 222 pesawat Boeing 737 Max 8 dan 9. Namun, 11 di antaranya sudah dikirim.
"Kami belum sampai pada keputusan memberhentikan pesanan seutuhnya, masih menahan dulu pengiriman. Masih negosiasi terus," pungkas Daniel.
[Gambas:Video CNN] (aud/agi)
https://ift.tt/2F9eFVx
March 14, 2019 at 03:33AM from CNN Indonesia https://ift.tt/2F9eFVx
via IFTTT
No comments:
Post a Comment