Ahsan/Hendra menjalani gim pertama yang cukup sengit ketika menghadapi Takeshi Kamura/Keigo Sonoda. Setelah kemenangan 21-19, Hendra sempat mendapat perawatan dari tim dokter dengan semprotan pereda nyeri dan pemasangan pelindung di betis kanan.
Kondisi cedera Hendra membuat tempo bermain pasangan juara All England 2014 itu berubah pada gim kedua. Kendati mengalami perubahan tempo, Ahsan/Hendra justru mampu menjaga jarak poin lebih jauh ketimbang gim pertama dan menyelesaikan pertandingan dengan skor 21-16."Koh Hendra tetap mau fight, jadi kami harus fight. Tempo main berubah, Jepang juga mau mengubah tempo, ini menguntungkan buat kami, mereka jadi lebih banyak angkat bola," kata Ahsan setelah pertandingan dikutip dari rilis resmi PBSI.
Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan kembali tampil di final All England setelah 2014. (Dok. PBSI)
|
"Tadi pasti ada khawatir, pola permainan berganti. Lawan mau memperlambat tempo main, mereka mau jauh-jauhkan bola, tapi kami sebisa mungkin ngambil pola supaya koh Hendra banyak di depan, tapi sebaliknya dia banyak di belakang. Tapi alhamdulillah tadi banyak dapat poin juga" ucap Ahsan.
"Bukan strategi ya mau main dengan pola begitu, memang keadaan yang menuntut kami begitu. Sebisa mungkin kami kontrol, kalau tidak kontrol bisa pontang-panting. Enggak mau mikir terlalu jauh, mikir satu-satu dulu, akhirnya kami bisa sampai ke final," sambungnya.Ahsan/Hendra dapat menjalani all Indonesian final jika Fajar Alfian/M Rian Ardianto berhasil mengalahkan pasangan asal Malaysia Aaron Chia/Soh Wooi Yik. (nva)
https://ift.tt/2Hl6JSs
March 10, 2019 at 04:24AM from CNN Indonesia https://ift.tt/2Hl6JSs
via IFTTT
No comments:
Post a Comment