Pages

Thursday, March 7, 2019

Cerita Said Didu Naik Ambulans hingga Jari Terjepit di Jember

Jakarta, CNN Indonesia -- Mantan Sekretaris Kementerian BUMN Muhammad Said Didu dan Rocky Gerung ditolak massa saat akan menyelenggarakan acara diskusi di Jember, Jawa Timur, kemarin (7/3). Untuk mengelabui massa yang menolak, panitia penyelenggara membawa Said dan Rocky menggunakan ambulans.

"Demi mencapai lokasi acara di Jember, utk mensiasati "hadangan" pihak2 tertentu kami terpaksa bersiasat dg naik Ambulance. Kami tetap happy demi ketemu rekan2 utk menyebarkan virus akal sehat utk menggusur kebohongan," kata Said dalam akun twitternya, @saididu.

Saat dihubungi, Said menceritakan kembali kronologi dirinya ditolak massa di Jember tersebut.

Ia mengatakan, kabar penolakan diri sudah diketahui sejak sehari sebelumnya. Bahkan menurutnya, massa penolak menyatakan siap perang.

Namun ia bersama Rocky berkukuh tetap berangkat. Rencananya di Jawa Timur, ia akan menggelar diskusi di tiga lokasi, yakni di Banyuwangi, Jember dan Lumajang.

Namun saat mendarat di Banyuwangi, penitia lokal menyatakan hingga hari H belum ada yang bersedia tempatnya digunakan untuk acara diskusi.

"Di Banyuwangi tidak ada yang bersedia menyediakan tempat, intinya enggak dikasih izin," kata Said kepada CNNIndonesia.com, Jumat (8/3).

Sementara di Jember, lokasi acara selanjutnya panitia menyatakan masih was-was. Massa penolak Said dan Rocky dikabarkan berkukung tak ingin keduanya datang.


Sekitar 3 jam menunggu, Rocky dan Said memutuskan berangkat ke Jember. Sepanjang perjalanan, koordinasi terus dilakukan dengan panitia lokal di Universitas Muhammadiyah Jember.

"(Panitia) menyatakan aparat terlalu banyak, orang yang menolak ada di sekitar lokasi dan bersembunyi," kata Said.


Said, Rocky dan panitia sepakat penolakan tidak dilaporkan ke polisi. Said khawatir jika melapor, justru dirinya yang dilarang datang, bukan massa yang dihalau polisi.

"Jadi ambil pilihan kita tidak boleh ketahuan masuk supaya tidak diusir," ujarnya.

Sekitar 8 km dari lokasi acara, panitia menyatakan sudah siap menjemput di titik tertentu dengan ambulans. Akhirnya disepakati, Said Didu dan Rocky masuk ke tempat diskusi menggunakan ambulans.

"Ambulans itu tidak lewat jalan utama lewat, tapi jalan tikus biar enggak keliatan dan tidak membunyikan sirine," katanya.


Sementara mobil yang semula ditumpangi Rocky dan Saidi Didu tetap berangkat ke lokasi acara lewat jalan utama dan melalui pintu depan.

Segera setelah tiba di lokasi acara, Rocky dan Said diminta cepat-cepat turun agar tidak ketahuan massa penolak.

Saat itulah tangan Said Didu terjepit pintu ambulans karena pintu buru-buru ditutup.

Di lain tempat, kata Said, mobil yang semula ia tumpangi dikepung massa penolak yang mendapat informasi ada ia dan Rocky di dalamnya.


Said Didu dan Rocky Gerung berhasil diselundupkan. Keduanya tetap menggerlar diskusi. Namun karena suasana di luar tak kondusif, diskusi digelar hanya sekitar 20 menit.

Usai diskusi di Jember, Said dan Rocky langsung bertolak ke Lumajang untuk menggelar diskusi lainnya.

Di Lumajang acara diskusi berlangsung lancar tanpa penolakan. Diskusi di Lumajang berlangsung hingga 2 jam.

Selesai acara di Lumajang, Said Didu langsung menuju Surabaya untuk terbang ke Jakarta. Untuk mengantisipasi penolakan lagi, Said Didu mengaku minta pengawalan kepolisian.

Terkait penolakan di Jember, Said menilai kebebasan berpendapat di Indonesia terancam. Ia juga heran karena tidak ada sanksi bagi mereka yang menolak diskusi ini, namun justru diskusi tersebut yang terkesan tak diizinkan.

"Bayangkan kami siapakah kami berdua ini enggak punya partai. Kebebasan berpendapat sudah terancam dan lucunya yang mengancam itu kan harusnya mereka yang dihukum ya kok kami yang diusir," kata Said.

(ani/sur)

Let's block ads! (Why?)


https://ift.tt/2J1TXL5
March 08, 2019 at 07:57PM from CNN Indonesia https://ift.tt/2J1TXL5
via IFTTT

No comments:

Post a Comment