Hal disampaikan Mugiyanto untuk merespons pernyataan Agum yang mengklaim telah mengetahui nasib para aktivis 1998 yang disebut dihilangkan secara paksa oleh Tim Mawar Kopassus.
"Jadi kami ingin di sini Pak Agum Gumelar yang mengetahui, lalu ada Kivlan Zen, Wiranto, SBY juga, menurut kita harus menjelaskan itu ke keluarga korban," kata Mugiyanto di Hotel Grand Cemara, Menteng, Jakarta, Rabu (13/3).
Tak hanya Agum, Mugiyanto menyatakan Kivlan Zen pernah mengungkapkan bahwa dirinya mengetahui di mana para aktivis pro demokrasi yang masih hilang hingga kini. Kivlan mengatakan hal tersebut saat perhelatan kampanye Pilpres 2014 silam.
Lebih lanjut, Mugiyanto meminta agar para elite militer yang pernah bersinggungan atau terlibat langsung dalam peristiwa kasus penculikan 1998 untuk bertanggung jawab terhadap keluarga korban.
Minimal, kata dia, para tokoh-tokoh militer tersebut dapat buka suara dan memberikan informasi yang detail seputar keberadaan para aktivis yang nasibnya belum diketahui sampai saat ini.
"Mereka-mereka yang menjabat ketika peristiwa yang terjadi itu juga turut bertanggung jawab, dengan menjawab tuntutan harapan keluarga korban, harapan keluarga korban sama, sama-sama ingin tahu [keberadaan para aktivis]," kata dia.
Mugiyanto turut menyayangkan sikap Komnas HAM yang mengimbau Agum untuk melaporkan kepada Kejaksaan Agung soal penculikan aktivis.
Ia menyatakan seharusnya Komnas HAM mau memanggil Agum untuk menyelidiki adanya bukti tambahan baru terkait penculikan aktivis.
"Kami ingin Komnas HAM yang memanggil. Bahwa ini bukti baru," kata dia.
(rzr/gil)
https://ift.tt/2HvTjDg
March 14, 2019 at 02:57AM from CNN Indonesia https://ift.tt/2HvTjDg
via IFTTT
No comments:
Post a Comment