Perusahaan patungan tersebut didirikan pada Juni 2017. Usaha ini didirikan untuk memaksimalkan sinergi antara dua produsen Jepang tersebut yang juga menjadikan Renault sebagai anggota aliansi.
Dikutip dari Asia Nikkei pada Sabtu (9/3), seorang sumber menyampaikan jika ingin menutup usaha patungan itu, Nissan dan Mitsubishi harus mematuhi aturan internal yang mengharuskan mereka berkonsultasi dengan Ghosn.
Sumber itu juga mengatakan hingga kini masih belum ditemukan jalan keluar mengenai rencana penutupan usaha itu.
Sementara itu, dari penyelidikan internal, Mitsubishi menyebutkan Ghosn sudah menerima uang secara ilegal sekitar Euro 7,82 juta atau setara US$8,9 juta dari usaha tersebut.
Penyelidikan internal Mitsubishi dilakukan pasca Ghosn ditangkap otoritas Jepang pada pertengahan November tahun lalu. Investigasi menemukan bahwa Ghosn membuat perjanjian kerja 'ilegal' dengan perusahaan di Belanda sehingga menerima pembayaran sekitar April hingga November 2019.
Namun beberapa pejabat pada perusahaan di Belanda mengaku tidak mengetahui perihal hal tersebut.
Saat ini, Ghosn yang membantah melakukan kesalahan atau pelanggaran keuangan sudah dibebaskan dari penahanan otoritas Jepang dengan jaminan atau bebas bersyarat. Ghosn bebas dengan jaminan sebesar 1 miliar yen atau sekitar Rp126 miliar.
Pria berusia 65 tahun itu dituduh tidak menyatakan pendapatan sebesar 5 miliar yen (Rp654 miliar) antara 2010 dan 2015 dalam dokumen resmi kepada pemegang saham.
Dia juga dituduh melanjutkan praktik itu selama tiga tahun selanjutnya dan diduga kembali menggelapkan uang 4 miliar yen (sekitar Rp519 miliar).
Mengutip AFP, walau bebas Ghosn saat ini masih dalam masa pengawasan untuk menghindari upaya melarikan diri keluar Jepang dan menghilangkan barang bukti.
[Gambas:Video CNN] (ryh/stu)
https://ift.tt/2J2uDVo
March 10, 2019 at 11:34AM from CNN Indonesia https://ift.tt/2J2uDVo
via IFTTT
No comments:
Post a Comment