Lelaki yang memiliki wilayah operasi di Jakarta Pusat ini mengaku direkrut sebagai relawan lewat informasi mulut ke mulut. Sejak resmi jadi relawan, ia mendapat atribut berupa jaket parasut hitam bertuliskan 'Pembawa Pesan' dan kartu identitas.
Tak ketinggalan, ASO dibekali dengan aplikasi bernama 'Pembawa Pesan'. Di dalamnya terdapat nomor kurir dan alamat tujuan. Aplikasi itu juga digunakan untuk melaporkan hasil pengiriman bingkisan pembawa pesan. ASO harus mengunggah foto penerima ke aplikasi tersebut sebagai bentuk laporan.
Membawa tas besar warna hitam bertuliskan 'Pembawa Pesan', ia beredar dari rumah ke rumah, seringnya, dengan menggunakan sepeda motor.
Sebagai pembawa pesan, dia paham betul risiko yang harus dihadapinya, mulai dari penolakan hingga risiko gesekan. Namun, hal tersebut tidak terlalu dipikirkan olehnya. Dia hanya menjalankan tugas sesuai dengan arahan dari koordinator wilayahnya.
Bingkisan yang dibawa oleh relawan 'Pembawa Pesan' ke rumah-rumah. (CNN Indonesia/Setyo Aji Harjanto)
|
ASO adalah salah satu relawan 'Pembawa Pesan' yang memiliki misi menyampaikan paket ke rumah-rumah warga. Nama kelompok relawan ini sempat mencuat saat isu penolakan oleh warga Kampung Akuarium, Penjaringan, Jakarta Utara, belum lama ini.
Si pembawa pesan di Kampung Akuarium itu disebut memaksa warga untuk menerima bingkisan yang bertuliskan 'Pembawa Pesan' dan menyerahkan data diri berupa fotokopi Kartu Keluarga dan Kartu Tanda Penduduk.
ASO mengaku beberapa kali mengalami penolakan dari rumah yang disambanginya. Namun, itu tak sampai memicu konflik fisik. Si penerima bingkisan, kata ASO, mulanya curiga dengan isi dari kotak tersebut. Ia pun menjelaskan soal itu meski si penerima tetap bersikeras menolaknya.Salah satunya, saat ia mengantarkan bingkisan ke seorang pendukung Pasangan Calon Nomor Urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
"Dia bilang 'maaf saya pendukung nomor 02'. Ya sudah saya bilang 'oh maaf-maaf', tapi Alhamdulillah enggak ada gesekan," ujarnya.
Aplikasi 'Pembawa Pesan' untuk memastikan paket diantar hingga alamat yang tepat. (CNN Indonesia/Setyo Aji Harjanto)
|
"Karena kan biasanya anak muda sekarang main nyelonong-nyelonong aja enggak tahu ada banner bendera Gerindra dia main masuk saja," katanya.
Alamat Tertentu
ASO menegaskan bingkisan pembawa pesan itu tidak dibagikan secara acak. Di bingkisan tersebut sudah tertera alamat penerima dan pengirim.
Alamat-alamat itu, kata dia, didapatkan dari Koordinator Pembawa Pesan di Wilayah Kecamatan. Namun, ASO tidak mengetahui banyak mengenai asal-muasal data penerima bingkisan tersebut.
Sepengetahuannya, data penerima alamat itu didapatkan dari hasil survei. Nama-nama yang tertera di alamat itu, kata ASO, adalah data masyarakat yang mendukung Jokowi.Meski sudah mengantongi alamat penerima, Tak jarang ASO menyambangi rumah yang salah.
"Ada yang bilang sudah bukan rumah yang tertera di alamat. Terus juga ada juga yang tetangganya, tapi saya jelasin alamatnya," ujar ASO kepada CNNIndonesia.com, di Jakarta, Kamis (28/2).
Isi bingkisan 'Pembawa Pesan' lainnya. (CNN Indonesia/Setyo Aji Harjanto)
|
Untuk setiap paket yang diantarnya, ASO mengaku memperoleh uang Rp5.000 dengan wilayah kerja satu kelurahan. Dalam waktu lima hari, dia ditarget oleh Koordinator Wilayah Kecamatan untuk membagikan 150 bingkisan.
[Gambas:Twitter]
Rekrutmen
Relawan 'Pembawa Pesan' lainnya, RA, mengaku ditugaskan oleh Koordinator Wilayah Kecematan, sebagai perekrut relawan di sekitar kediamannya. Sistem rekrutmennya hanya dari mulut ke mulut. Dia menawarkan pekerjaan ini kepada orang-orang yang sekiranya mendukung Jokow-Ma'ruf.
Selain itu, RA mengaku ada sejumlah persyaratan bagi kurir pembawa pesan. Di antaranya, memiliki ponsel pintar, tahu wilayah, dan memiliki motor."Saya dimintai tolong nyari orang, itu dia handle sendiri untuk mengatur bawahan dia (Koordinator Kecamatan), karena saya enggak mau pegang, jadi kalau ada masalah dia (koordinator) yang menegur," ujarnya.
Namun, ia tidak bisa memastikan bahwa 'Pembawa Pesan' terafiliasi langsung atau tidak dengan Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin. RA hanya menyebut bingkisan pembawa pesan ini berasal dari kelompok relawan Jokowi yang bermarkas di Pejaten, Jakarta Selatan.
Sebelumnya, ada pula tabloid 'Pembawa Pesan' yang diedarkan di Jakarta. (Dok. Istimewa)
|
Terkait kegiatan relawan ini, Badan Pengawas Pemilihan Umum (Pemilu) menyatakan bahwa pembagian bingkisan itu tidak melanggar aturan kampanye. Hanya saja, Bawaslu menyoroti pemaksaan yang dilakukan oleh relawan pembawa pesan itu.
Sementara itu, Tim Kampanye Nasional (TKN) masih mengelak bahwa para 'Pembawa Pesan' ini merupakan bagian dari pihaknya. Direktur Saksi Tim TKN Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Lukman Edy, hanya mengaku melimpahkan kekuatan semua relawan, termasuk 'Pembawa Pesan', untuk kampanye dari pintu ke pintu (door to door).
[Gambas:Video CNN] (arh/gil)
https://ift.tt/2ElzxHx
March 01, 2019 at 11:43PM from CNN Indonesia https://ift.tt/2ElzxHx
via IFTTT
No comments:
Post a Comment