Pertamina meneken MoU dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang menjadi mitra Pertamina yang terdiri dari PT Indonesia Asahan Aluminium, PT Bukit Asam Tbk, PT Aneka Tambang Tbk, dan PT Timah Tbk. Kemudian, Pertamina juga meneken MoU dengan operator bandara yaitu PT Angkasa Pura I (API) dan PT Angkasa Pura II (APII) dan maskapai Garuda Indonesia.
"Dengan Sinergi antar BUMN ini diharapkan efisiensi bisa bertambah, BUMN makin untung dan pelayanan ke masyarakat bisa makin optimal serta bisa memberikan kemakmuran bagi rakyat Indonesia," ujar Menteri BUMN Rini Soemarno dalam acara penandatanganan MoU di kantornya, Kamis (14/3).
Bersama PT Garuda Indonesia Tbk, Pertamina meneken MoU terkait kerja sama suplai Garuda Indonesia di luar negeri yang bernilai strategis. Dalam hal ini, Pertamina selalu berkomitmen untuk mendukung industri Aviasi Indonesia.
Direktur Utama Garuda Indonesia IGN Ashkara Danadiputra menyatakan perseroan akan membeli dan menunjuk langsung Pertamina untuk mengisi bahan bakar avtur di seluruh stasiun maskapai di luar negeri. Saat ini terdapat 14 hingga 15 stasiun di luar negeri.
Sebagai timbal balik, Garuda akan mendapatkan perpanjangan jangka waktu pembayaran yang berakhir pada Desember 2018 sebesar Rp2 triliun hingga 18 bulan ke depan.
"Jadi, jatuh tempo (utangnya) harusnya Desember 2018 tetapi kami akan cicil sampai 2019. Untuk Januari 2019 dan seterusnya kami bayar lancar," ujarnya.
Dengan operator penerbangan, Pertamina sepakat untuk memperkuat kerja sama yang telah berlangsung melalui penjajakan peluang baru, seperti optimalisasi pengelolaan aset API dan APII untuk pengembangan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) maupun bidang usaha lain.
"Kami menyambut baik kerja sama dengan Pertamina, di mana ini merupakan bagian dari upaya Angkasa Pura II dalam mengembangkan bisnis anorganik di samping kami juga pastinya juga fokus pada bisnis organik yakni pengelolaan bandara," ujar Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin.
Dengan holding pertambangan, perseroan meneken Perjanjian Kerjasama Strategis tentang Acuan Harga Bahan Bakar Minyak. Dalam hal ini, Pertamina memasok bahan bakar untuk mendukung operasional holding tambang yang dalam sebulan mengkonsumsi sekitar 25 ribu kiloliter (kl) per bulan.
Perjanjian berlaku selama 5 tahun untuk jenis Biosolar dan Marine Fuel Oil 180 (MFO 180) sebanyak 25 ribu kiloliter (kl) per bulan dan akan meningkat menjadi 40 ribu kl per bulan.
"Dengan varian produk yang lengkap dan berkualitas serta layanan yang komprehensif melalui layanan Vendor Held Stock (VHS) dan Franco, Pertamina telah berpengalaman memasok kebutuhan BBM banyak perusahaan di Indonesia," ujar Nicke.
Direktur Layanan Strategis INALUM, Ogi Prastomiyono mengatakan sinergi dengan Pertamina dilakukan sejalan dengan rencana bisnis Inalum untuk mendorong efisiensi dan produktivitas perusahaan baik untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun ekspor. Selain itu, langkah ini juga sejalan dengan upaya perseroan untuk mendorong hilirisasi pertambangan.
"Dengan kerjasama ini, maka perseroan dapat melakukan efisiensi sekaligus mendapat jaminan pasokan BBM sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan dengan harga yang kompetitif," ujar Ogi di tempat yang sama.
[Gambas:Video CNN] (sfr/lav)
https://ift.tt/2Jbk967
March 15, 2019 at 01:11AM from CNN Indonesia https://ift.tt/2Jbk967
via IFTTT
No comments:
Post a Comment