Sementara itu, kurs referensi Bank Indonesia Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) menempatkan rupiah di posisi Rp14.228 per dolar AS atau menguat dibanding kemarin Rp14.242 per dolar AS. Adapun, dolar pada hari ini diperdagangkan di kisaran Rp14.218 hingga Rp14.238 per dolar AS.
Sore hari ini, sebagian besar mata uang Asia menunjukkan penguatan terhadap dolar AS. Yen Jepang menguat 0,14 persen, won Korea Selatan menguat 0,12 persen, baht Thailand menguat 0,07 persen, dan ringgit Malaysia menguat 0,05 persen. Kemudian, dolar Singapura dan yuan China masing-masing menguat 0,03 persen dan 0,01 persen.
Di sisi lain, hanya peso Filipina dan rupee India yang melemah terhadap dolar AS. Pelemahan itu masing-masing sebesar 0,44 persen dan 0,45 persen.
Penguatan juga terjadi di mata uang negara maju seperti Euro yang menguat 0,15 persen dan poundsterling Inggris sebesar 0,05 persen. Namun, dolar Australia harus melemah 0,09 persen terhadap dolar AS.
Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan penguatan rupiah hari ini memang masih dipengaruhi sentimen global. Pertama, perkiraan pelaku pasar bahwa bank sentral AS The Fed tidak akan agresif menaikkan suku bunga acuan pada pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pada pekan ini.
Kedua, sentimen juga muncul dari drama keluarnya Inggris dari Uni Eropa, atau disebut Brexit. Setelah memilih untuk memperpanjang tenggat waktu Brexit dari semula 29 Maret 2019, Perdana Menteri Theresa May diperkirakan meminta jeda waktu tiga hingga empat bulan ke depan untuk menawarkan proposal baru.
Sementara itu, sentimen dalam negeri berasal dari Fitch Ratings yang mengumumkan bahwa peringkat utang Indonesia masih di posisi BBB dengan outlook stable pada 14 Maret 2019 kemarin. "Beban utang Indonesia dibandingkan dengan negara lain dinilai lebih aman dan sektor keuangan domestik berada dalam kondisi sehat," jelas Ibrahim.
https://ift.tt/2HuB0z4
March 19, 2019 at 11:56PM from CNN Indonesia https://ift.tt/2HuB0z4
via IFTTT
No comments:
Post a Comment