Pages

Tuesday, April 30, 2019

Ahok soal Naturalisasi-Normalisasi: Pak Gubernur Lebih Pintar

Jakarta, CNN Indonesia -- Eks Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok enggan menanggapi perbedaan proyek normalisasi dan proyek naturalisasi di Jakarta sebagai antisipasi banjir. Ia hanya menyebut bahwa Gubernur DKI Jakarta saat ini Anies Baswedan jauh lebih pintar ketimbang dirinya dalam memilah kata-kata terkait normalisasi dan naturalisasi.

"Aduh soal kata-kata begitu Pak Gubernur sekarang lebih pintar dari saya," kata Ahok sambil tertawa di Jakarta, Selasa (30/4).

Diketahui proyek normalisasi sungai merupakan salah satu program DKI Jakarta semasa Joko Widodo masih jadi gubernur dan Ahok wakilnya. Dalam program itu, Pemprov DKI membuat dinding turap beton atau sheetpile pada sisi Sungai Ciliwung sedalam 10 hingga 12 meter ke bawah sungai.

Proyek ini bertujuan untuk mengembalikan kondisi lebar sungai menjadi 35-50 meter dengan harapan kapasitas tampung air Sungai Ciliwung meningkat dari 200 m3/detik menjadi 570 m3/detik.

Sementara naturalisasi sungai merupakan buah rencana Anies sejak menjabat gubernur pada 2017. Dalam konsep naturalisasi, pengendalian banjir tak hanya mengandalkan sungai, tetapi juga menahan air hujan dan air kiriman di hulu sungai. Air itu kemudian bakal dialirkan ke waduk dan situ yang dibangun.

Konsep naturalisasi yang dicetuskan Anies ini mengembalikan sungai pada keadaan aslinya guna mengatasi banjir.

Lebih jauh terkait banjir yang melanda Jakarta dalam beberapa terakhir ini, Ahok tak mau larut mencampuri.

Ia hanya bercerita pada zamannya memimpin banyak melakukan pengurukan tanah di waduk maupun sungai sebagai antisipasi banjir.

"Kalau pengalaman saya sebenarnya Jakarta itu pompanya sudah cukup oke, tanggul juga sudah oke. Jadi perhatikan saja kalau hujan sama kemarau, kalau langsung hujan biasanya memang kayu ranting menutupi saringan," terang Ahok.

Karena itu Jakarta pada eranya selalu menyediakan alat berat untuk membuat lancar arus sungai yang terhalang sampah. Kemudian selalu petugas dari pasukan biru maupun orange juga disiagakan kala banjir.

"Kita dulu selalu taruh alat berat. Kalau saringan ketutup, volume air kan enggak bisa turun cepat. Tentu pasukan orange mesti keliling, pasukan biru mesti keliling," jelas dia.

"Sama pompa mesti diperhatikan. Jangan hidupin pompanya telat, kalau kamu telat, enggak keburu (banjir)," lanjutnya.

Kendati begitu, Ahok mengaku tidak tahu pasti apa penyebab banjir yang terjadi kali ini. Yang jelas, menurut dia, air biasanya menggenang jika salah satu pompa telat dihidupkan.

"Saya orang tambang, teori tambang ngidupin pompanya telat, sudah terlalu tinggi bisa enggak keburu. Saya kira mungkin tergenang itu karena ada pompa yang telat, tapi saya enggak tahu," tutup Ahok.

Beberapa hari lalu Jakarta kembali tergenang banjir. Dalam pernyataannya, Anies menyatakan banjir di kali ini akibat banjir kiriman dan sampah kiriman.

Ia pun meminta masyarakat sabar menunggu pembangunan dua waduk di Ciawi, Bogor, Jawa Barat yang diperuntukkan sebagai solusi mengatasi banjir di Jakarta. (ctr/osc)

Let's block ads! (Why?)


http://bit.ly/2UPOjMH
May 01, 2019 at 02:31AM from CNN Indonesia http://bit.ly/2UPOjMH
via IFTTT

No comments:

Post a Comment