Penyaluran tersebut tidak sesuai target perusahaan yakni 965 BBTUD. Bahkan, angka penyaluran tersebut menurun dibanding total distribusi gas tahun lalu yang 962 BBTUD.
Direktur Komersial PGN Danny Praditya mengatakan penurunan volume penyaluran gas ini disebabkan oleh gangguan dari sisi hulu, utamanya di Jawa Timur dan Sumatera Selatan.Di Jawa Timur, PGN mendapatkan pasokan gas dari lapangan Madura BD yang dikelola Husky CNOOC Madura Limited (HCML). Namun, pasokan tersebut terhambat karena ada kendala pada Januari dan Februari.
Kemudian, pasokan gas dari Blok Corridor yang dikelola ConocoPhillips Grissik Ltd juga mengalami gangguan lantaran ada pemeliharaan selama sepekan. "Jadi memang akibat kendala sisi hulu, kinerja kuartal I ada penurunan," jelas Danny, Jumat (26/4).
Bahkan menurut Danny, gangguan pasokan gas di Jatim akan kembali terjadi pada Mei. Untuk itu, perusahaan telah memitigasi risiko tersebut dengan memanfaatkan terminal gas alam cair (Liqufied Natural Gas /LNG) di Jatim agar gas alam bisa segera diganti dengan LNG."Kami harap target 965 BBTUD sesuai dengan Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) bisa sesuai dengan target," papar dia.
Sementara itu, Direktur Utama PGN Gigih Prakoso mengatakan sudah didekati Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) untuk menyalurkan produksi dari Blok Sakakemang yang dioperatori oleh Repsol. Blok ini diharapkan mulai berproduksi tiga tahun lagi.
[Gambas:Video CNN]
"Kami harap jika ini sudah dapat dari Sakakemang, nanti bisa me-back up pasokan dari Blok Corridor yang dikelola oleh ConocoPhillips," jelasnya.
Sementara itu, mengutip laporan keuangan perusahaan, volume distribusi gas PGN sepanjang 2018 tercatat 962 BBTUD atau meningkat 8 persen dari tahun sebelumnya 894 BBTUD. Hal itu berimbas pada laba operasional sebesar US$645 juta, atau meningkat dibanding 2017 US$515 juta.
(glh/agt)
http://bit.ly/2L9AZU0
April 28, 2019 at 12:58PM from CNN Indonesia http://bit.ly/2L9AZU0
via IFTTT
No comments:
Post a Comment