Meski begitu, tren elektabilitas Prabowo-Sandi mengalami peningkatan. Sementara Jokowi-Ma'ruf sedikit mengalami penurunan.
Menurut temuan LSI Denny JA, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf pada Agustus hingga September 2018, berada di kisaran angka 52 hingga 53 persen.
Elektabilitas paslon nomor urut 01 itu sempat naik pada Oktober 2018 mencapai 57,7 persen. Namun kembali turun di kisaran 53 sampai 54 persen sepanjang November hingga Januari 2019.
Pada Februari elektabilitas calon petahana itu kembali naik 58,7 persen hingga turun di rentang angka 56,8 hingga 63,2 persen pada Maret 2019.
Berbeda dengan Prabowo-Sandi yang elektabilitasnya cenderung naik. Sejak Agustus hingga Desember 2018, elektabilitas paslon nomor urut 02 itu berada di kisaran 29,5 hingga 31,2 persen.
Elektabilitas Prabowo-Sandi sempat stagnan pada Januari hingga Februari 2019 di angka 30,9 persen. Namun elektabilitas kubu penantang ini naik pada bulan Maret dengan rentang 36,8 hingga 43,2 persen.
Jokowi-Prabowo Selisih dua digit
Dari hasil survei Maret 2019, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf mencapai rentang 56,8-63,2 persen. Sementara lawannya, Prabowo-Sandi 36,8-43,2 persen. Terdapat selisih dua digit atau sekitar 20 persen antarpaslon.
Peneliti LSI Denny JA Ardian Sopa mengatakan, capaian rentang tersebut menunjukkan margin of error dan asumsi golput yang dihitung secara proporsional.
"Hasil elektabilitas ini menunjukkan pasangan Jokowi-Ma'ruf selisih dua digit dengan Prabowo-Sandi," ujar Ardian di kantor LSI, Jakarta, Selasa (2/4).
Ardian mengatakan tingginya elektabilitas Jokowi-Ma'ruf tak lepas dari lima faktor utama. Salah satunya kepuasan terhadap kinerja Jokowi sebagai capres petahana.
Dari hasil survei, 69,5 persen responden menyatakan puas dengan kinerja Jokowi. Sementara hanya 25,6 persen responden yang menyatakan tidak puas.
Kepuasan terhadap kinerja itu, kata Ardian, diukur dari sejumlah program yang dianggap berhasil yakni Kartu Indonesia Sehat, Kartu Indonesia Pintar, Program Keluarga Harapan, pembangunan infrastruktur, dan beras sejahtera.
"Program ini dikenal responden rata-rata di atas 70 persen dan disukai di atas 60 persen," katanya.
Tingginya elektabilitas Jokowi, lanjut Ardian, juga tak lepas dari kepribadian mantan Wali Kota Solo itu yang lebih disukai dibandingkan Prabowo. Jokowi dianggap lebih jujur, pintar, nasionalis, dan agamis ketimbang capres nomor urut 02.
"Jokowi juga unggul di pemilih minoritas dan wong cilik. Jumlahnya mencapai 75 persen," ucap Ardian.
Survei ini dilakukan pada 18 hingga 26 Maret 2019 dengan 1.200 responden. Survei dilakukan di 34 provinsi di Indonesia dengan metode sampel acak bertingkat melalui wawancara tatap muka dan kuesioner.
Margin of error dari survei ini sebesar 2,8 persen. Selain survei, LSI Denny JA juga melakukan riset kualitatif dengan metode FGD, analisis media, dan wawancara mendalam.
[Gambas:Video CNN] (psp/DAL)
https://ift.tt/2IbO9MS
April 02, 2019 at 10:33PM from CNN Indonesia https://ift.tt/2IbO9MS
via IFTTT
No comments:
Post a Comment