Fadli pun menyayangkan Situng dalam sistem real count KPU yang tidak bisa memilah-milih andai da data yang tidak valid dimasukkan operator. Sehingga mengakibatkan 224 kasus kesalahan input Situng.
Ia mencontohkan ada TPS yang punya suara hingga ribuan. Padahal KPU membatasi satu TPS maksimal diisi 300 pemilih.
"Tidak boleh ada human error. Kalau kita ini kan sudah canggih, saya kira anak SMA saja sudah jago itu bagaimana aritmatika dan penjumlahan itu salah, kemudian tidak bisa termuat. Harusnya langsung ter-reject, sehingga harus terverifikasi," ujar Fadli saat ditemui usai mengecek server KPU di Kantor KPU, Jakarta, Jumat (3/5).
Politikus Partai Gerindra itu pun meminta KPU melakukan perbaikan secepatnya. Bahkan, kata Fadli, ia mengimbau KPU untuk menghentikan Situng untuk sementara untuk membenahinya.
"Saya kira mestinya dihentikan dulu, perbaiki dulu sistemnya, itu saya kira dalam beberapa hari aja atau seberapa jam aja. Bisa kok, dengan apa membuat yang aneh-aneh gitu ya dengan angka yang fantastis diverifikasi," ujarnya.
Kemarin Komisioner KPU Ilham Saputra menegaskan kasus salah input data ke Situng yang dilaporkan masyarakat ke pihaknya pun langsung dibereskan.
Persoalan salah input itu, khusus Pilpres, kata Ilham terjadi pada dua paslon yakni Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin (nomor urut 01) dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno (nomor urut 02). (dhf/kid)
http://bit.ly/2JarC3P
May 04, 2019 at 10:31AM from CNN Indonesia http://bit.ly/2JarC3P
via IFTTT
No comments:
Post a Comment