Pages

Wednesday, May 29, 2019

Mempertahankan Prinsip di Melbourne

Jakarta, CNN Indonesia -- Melbourne adalah kota terbesar kedua di Australia setelah Sydney. Kota ini memiliki nuansa arsitektur Eropa yang sangat kental.

Di kota ini terdapat Islamic Museum Australia, tepatnya di Anderson Road, Thornbury, Victoria.

Untuk mencapai tempat ini hanya butuh 30 menit berkendara dari kota Melbourne.

Satu yang menarik dari museum ini adalah sebuah fakta jika Islam dikenalkan oleh para pelaut dari Makassar, Indonesia.

Hal ini bisa dilihat dari barang peninggalan dan adanya gambar perahu orang Makassar di dalam gua suku Aborigin.

Ide awal didirikannya museum ini adalah untuk memberikan gambaran utuh tentang Islam kepada masyarakat.

Pasalnya, selama ini masyarakat Australia banyak disajikan berbagai informasi miring tentang islam dari berbagai media.

Terlebih Islam kerap dihubungkan dengan ulah para ektrimis dan teroris. Uniknya, sekitar 70 persen pengunjung yang datang ke museum ini bukan umat muslim.

Di museum ini ada juga kegiatan yang melibatkan anak anak, misalnya story telling. Cerita yang diangkat bertema islami dan kisah para nabi. Media yang digunakan untuk bercerita adalah boneka.

Salah satu tantangan bagi umat muslim di Melbourne adalah mendapatkan makanan halal.

Hal ini sesuai dengan prinsip Halal dan thayyib, yang wajib dipenuhi muslim di manapun dan kapan pun. Berkaitan dengan makanan, peran juru masak atau chef juga menjadi penting, karena proses pembuatan makanan berawal dari tangan seorang chef.

Seorang baker atau pembuat kue muslim di kota ini, Shaliz Azwa Yahaya, mengaku mempunyai tanggung jawab moril ketika membuat kue untuk konsumennya.

Ia harus memilih bahan yang halal agar konsumennya yang kebanyakan muslim mendapat kebaikan dari kuenya.

[Gambas:Video CNN] (agr)

Let's block ads! (Why?)


http://bit.ly/2I5hY0a
May 30, 2019 at 11:12AM from CNN Indonesia http://bit.ly/2I5hY0a
via IFTTT

No comments:

Post a Comment